REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, produksi beras pada bulan April 2020 diprediksi mencapai 5,27 juta ton dari luasan panen sebesar 1,73 juta hektare. Bulan ini merupakan masa puncak panen raya pertama 2020 sehingga dipastikan kebutuhan beras dalam negeri aman.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi, menyatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan di 166 kabupaten/kota yang tersebar ke 32 provinsi di Indonesia. Pemantauan dilakukan menggunakan open camera yang menghasilkan 720 foto dan 113 video. Hasil pemantauan menunjukkan tengah terjadi panen raya.
"Ciri-ciri selanjutnya, harga juga sudah turun dari bulan lalu. Pada bulan lalu masih sekitar Rp 4.600 - Rp 4.700 per kilogram. Bahkan di beberapa kabupaten ada yang di bawah acuan HPP (harga pembelian pemerintah)," kata Suwandi dalam teleconference, Selasa (7/4).
Pada Maret 2020, berdasarkan data Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras diperkirakan mencapai 3,2 juta ton beras yang dihasilkan dari luasan panen 1,1 juta hektare. Suwandi mengatakan, setelah masa puncak panen pada April yang menghasilkan 5,27 juta ton beras, panen masih terjadi di bulan Mei. Diperkirakan total produksi beras pada Mei 2020 mencapai 3,81 juta ton beras dari luasan panen sekitar 1,38 juta hektare.
Ia mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian, pihaknya akan fokus untuk mengantisipasi terjadinya kejatuhan harga gabah petani. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menaikkan HPP gabah kering panen (GKP) dari Rp 3.700 menjadi Rp 4.200 per kilogram. Kenaikan itu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020.
Kementan, kata Suwandi, akan mendorong para perusahaan penggilingan padi untuk memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan pemerintah lewat sistem Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).
Hal itu, agar para penggilingan memiliki dana untuk bisa membeli gabah petani. Adapun realisasi penyaluran KUR khusus untuk penggilingan padi mencapai Rp 3 triliun dari total penyaluran KUR untuk subsektor tanaman pangan sebesar Rp 4 triliun.
"Jadi KUR subsektor tanaman pangan, 75 persen dimanfaatkan oleh penggilingan padi. Ini bagus sehingga penggilingan bisa beli gabah petani dengan harga yang bagus," ujarnya.
Selain itu, Suwandi mengatakan bahwa Kementan akan memberikan bantuan benih gratis kepada petani. Itu agar petani yang telah melakukan panen bisa langsung melakukan musim tanam kedua 2020. Sebab, pada bulan April masih terdapat pasokan air yang sangat memadai untuk digunakan penanaman.
"Lalu untuk menurunkan losses, sudah disalurkan berbagai alat bantuan pasca panen, termasuk rice milling unit," ujarnya.