Selasa 07 Apr 2020 22:39 WIB

Tes 0,6 Persen Penduduk, Pemprov Jabar Butuh 200 Ribu RDT

Pemprov Jabar merujuk pola Korsel tes 0,6 persen penduduk

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diwawancara awak media terkait kebijakan Pemprov Jawa Barat dalam menangani wabah Covid-19, di Gedung Pakuan, Ahad (5/4).
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diwawancara awak media terkait kebijakan Pemprov Jawa Barat dalam menangani wabah Covid-19, di Gedung Pakuan, Ahad (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil mengatakan Pemprov Jabar masih membutuhkan sekitar 200 ribu rapid diagnostic test (RDT) atau alat rapid test virus corona/COVID-19 guna mengetes virus tersebut kepada 0,6 persen penduduk setempat.

"Untuk itu, Jabar minimal melakukan tes (terhadap) 300 ribu penduduk," kata Kang Emil saat mengikuti Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi bersama Wakil Presiden Republik Indonesia via video conference, di Bandung, Selasa (7/4).

Gubernur mengatakan secara intensif melakukan rapid test guna mengetahui peta persebaran COVID-19 di provinsi dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa dan untuk mengetahui peta persebaran COVID-19 secara optimal. Jabar merujuk pola yang dilakukan oleh Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.

Hingga kini, Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Kesehatan setempat telah mengirimkan 63 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) ke pemda 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, rumah sakit, hingga institusi pendidikan.