REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Bahron Ansori
Sejenak mari renungkan satu per satu doa duduk di antara dua sujud yang kadang terlupakan. Pertama, Rabbighfirlii, "wahai Tuhan ampunilah dosaku."
Dosa adalah beban berat yang wajib dikurangi, bahkan dibuang. Karena dosa, hati menjadi kotor, bahkan mati. Dosa pula yang menjadi sebab seorang hamba malas beribadah. Perlu istighfar setiap waktu agar dosa-dosa itu gugur.
Kedua, warhamnii, "sayangilah diriku." Tidak ada kasih sayang terindah di dunia ini selain kasih sayang Allah. Tidak pula kasih sayang manusia yang satu dengan yang lain, kasih sayang orang tua kepada anak, suami kepada istri, bahkan seseorang atas dirinya sendiri. Kasih sayang Allah jauh di atas segala kasih sayang.
Ketiga, wajburnii, "tutuplah segala aibku." Siapakah yang mampu menutup aib seseorang selain Allah? Bersyukur sebab meski aib kita banyaknya tak terkira, Allah telah menutupnya dari hadapan manusia. Bayangkan andai setiap aib yang dilakukan manusia itu Allah tampakkan?
Keempat, warfa'nii, "tinggikanlah derajatku." Siapakah yang mampu meninggikan derajat seorang hamba beriman kalau bukan Allah SWT? Apa yang terjadi jika manusia tidak punya derajat? Atau jika derajatnya sama dengan hewan? Lihatlah hewan ternak atau melata, adakah di antara makhluk itu mempunyai derajat di hadapan manusia? Tidak ada. Semua hewan tetap sama.
Kelima, warzuqnii, "berikanlah aku rezeki." Jangankan makhluk bernama manusia, semut hitam kecil pun diberi rezeki oleh Allah Taala, apalagi manusia yang Ia ciptakan sebagai wakil-Nya di muka bumi ini. Sebagai seorang hamba, pasti kita membutuhkan rezeki dan Allah adalah satu-satunya sumber rezeki itu. Untuk mendapatkan rezeki yang berkah, seorang Muslim harus memperhatikan halal haramnya. Sebab, dengan rezeki itulah ia akan semakin bersyukur kepada Allah SWT.
Keenam, wahdini, "berikanlah aku petunjuk ke jalan kebahagiaan." Petunjuk adalah hal terpenting dalam hidup seorang hamba. Bagaimana seseorang bisa melakukan kebaikan jika dia tidak mempunyai petunjuk? Kita tidak hanya minta petunjuk yang berkaitan dengan akhirat, tapi juga minta petunjuk agar terhindar dari mengambil keputusan yang salah untuk kebahagiaan di dunia.
Ketujuh, wa'aafinii, "berikanlah aku kesehatan." Bila seorang Muslim itu sehat fisik dan imannya, ia bisa memberi dan menambah kemaslahatan bagi yang lain. Tetapi, tentu saja tidak bisa berbuat kemaslahatan maksimal ketika Allah SWT mengujinya dengan sakit.
Kedelapan, wa'fuannii, "Maafkan segala kesalahanku." Allah SWT Maha Pemaaf kepada setiap hamba-Nya. Sejatinya manusia tak mendendam kepada manusia lain selama akidah keimanannya tidak diusik. Islam dan umatnya cinta damai serta senang memaafkan. Karena itulah contoh dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Sayang, banyak di antara kita saat membaca doa itu, hati dan pikirannya tidak sejiwa karena tak paham maknanya. Bacalah perlahan dan hayati setiap maknanya agar menjadi wasilah datangnya pertolongan Allah SWT. Wallahu a'lam.