REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Los Angeles (LA) Lakers meminta pemotongan gaji sebesar 20 persen terhadap para eksekutif senior klub. Hal itu demi melindungi karyawan tingkat bawah agar tidak kehilangan pekerjaan selama pandemi virus corona.
Menurut beberapa laporan sebagaimana dilansir Reuters pada Rabu (8/4), pemilik Lakers telah mendapat masukan dari penasihat keuangan dan selanjutnya meminta jajaran manajemen klub agar secara sukarela menerima pemotongan pembayaran gaji tersebut.
Langkah ini sejalan dengan laporan ESPN bahwa gaji para pemain bisa terpangkas hingga 25 persen jika sisa musim ini dibatalkan karena wabah covid-19. Liga kompetisi bola basket NBA terhenti pada 11 Maret lalu setelah center Utah Jazz Rudy Gobert dinyatakan positif virus.
Awal tahun ini, Forbes memperkirakan Lakers bernilai 4,4 miliar dolar AS, ketinggi kedua setelah New York Knicks yang bernilai 4,6 miliar dolar AS.