REPUBLIKA.CO.ID, GARUT – Seorang warga dari Kabupaten Garut, Nurseno SP Utomo, mengklaim dapat mengobati pasien corona. Pengobatan itu dilakukan dengan medis dengan memberi obat buatannya sendiri kepada pasien.
Nurseno mengklaim telah membuat dan menggunakan obat itu sejak 10 tahun slalu. Obat itu yang dibuat secara herbal itu disebut dapat mengobati banyak penyakit. Karena itu, dia ingin mencoba obat tersebut kepada pasien corona.
"Kita tes dulu saja kepada pasien positif corona. Dalam dua hari sudah bisa sembuh," kata dia, Kamis (9/4).
Dia mengatakan, obat itu pernah diuji coba kepada seorang mahasiswa dari Wuhan, China, yang mengeluh sakit paru-paru. Setelah meminum obat itu, mahasiswa tersebut langsung sembuh.
Nurseno menambahkan, obat itu pernah diuji coba di laboratorium. Dari hasil uji coba itu, obat buatannya diklaim bisa membunuh ratusan virus dan bakteri.
"Jadi obat ini sebagai mencari penyakit di dalam tubuh. Kita sudah ke lab bisa menghilangkan banyak virus dan bakteri dalam tubuh," kata dia meyakini.
Selama ini, Nurseno tidak memperjualbelikan obat itu secara umum. Ia mengonsumsi obat tersebut di kalangannya sendiri, yang diklaim sudah sampai luar negeri.
Namun, menurut dia, obat itu efektif untuk mengobati dan mencegah virus corona. Buktinya, kata dia, tak ada satu pun dari banyak kalangannya yang terpapar virus corona. "Tapi intinya ingin tes dulu kepada yang positif," kata dia.
Nama Nurseno bukan baru kali ini muncul dalam pemberitaan media massa. Beberapa waktu lalu, dia dihubungkan dengan Kerajaan Kandang Wesi yang terletak di Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Nurseno mengaku dinobatkan gelar raja oleh Forum Komunikasi Raja-Raja dan Sultan Nusantara.
Kendati demikian, dia tak mau disamakan dengan raja lainnya yang ketika itu secara pribadi mengklam dirinya memiliki kerajaan, seperti Sunda Empire atau Kerajaan Agung Sejagat. Menurut dia, raja-raja itu mendeklarasikan diri untuk mencari keuntungan.
Sementara Nurseno mengaku tak pernah mengambil keuntungan dari warga sekitar dari statusnya itu. Apalagi sampai meminta iuran bagi yang ingin menjadi pengikutnya.
Bayu Adji P