REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada mencatatkan rekor kehilangan 1 juta pekerjaan pada Maret, dan peningkatan jumlah pengangguran menjadi 78 persen. Kebijakan lockdown disebut sebagai salah satu penyebab tingginya angka pengangguran, karena sejumlah bisnis telah ditutup untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona.
"Ini hal buruk yang bisa terjadi," ujar Wakil Presiden Ekonomi Pasar Modal di Scotiabank, Derek Holt.
Sejak 15 Maret, lebih dari 5 juta warga Kanada telah mengajukan bantuan darurat federal bagi pengangguran. Berdasarkan data pemerintah, tingkat pengangguran yang nyata mendekati 25 persen. Energi merupakan salah satu sektor yang paling terpukul karena berkurangnya permintaan minyak. Negara-negara OPEC dan para sekutu sepakat untuk memangkas produksi minya sebesar 10 juta barel per hari.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan, perekonomian Kanada bisa kembali pulih setelah vaksin virus corona berhasil dikembangkan. Pengembangan vaksin itu membutuhkan waktu 18 bulan. Trudeau menyebut, saat ini Kanada berada di persimpangan antara memiliki hasil terbaik dan menghadapi kemungkinan terburuk.
"Normalitas seperti sebelumnya tidak akan kembali secara penuh hingga kita mendapatkan vaksin, dan ini masih sangat panjang," ujar Trudeau.
Pemerintah dijadwalkan menggelar pertemuan dengan House of Commons pada Sabtu untuk membahas langkah-langkah penyelamatan ekonomi, termasuk subsidi upah senilai 73 miliar dolar Kanada. Badan anggaran parlemen Kanada memperkirakan defisit anggaran akan membengkak menjadi 184,2 miliar dolar pada tahun fiskal 2020-2021, dari sebelumnya 27,4 miliar dolar pada tahun fiskal 2019-2020.
Para pejabat kesehatan Kanada memprediksi, jumlah kematian akibat virus corona akan mencapai 22.000 pada akhir pandemi. Dua skenario yang paling memungkinkan adalah antara 11.000 dan 22.000 orang akan meninggal dunia akibat virus tersebut. Kepala Petugas Kesehatan Masyarakat, Theresa Tam menekankan pentingnya untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak sosial selama pandemi ini berlangsung.
"Sementara beberapa angka yang dirilis hari ini mungkin tampak mencolok, pemodelan Kanada menunjukkan bahwa negara itu masih memiliki kesempatan untuk mengendalikan epidemi," ujar Tam.
Jika semuanya berjalan baik, gelombang pertama pandemi virus corona di Kanada bisa berakhir sekitar Juli atau Agustus. Namun setelah itu kemungkinan masih ada gelombang kedua.