REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengajak umat Islam mempersiapkan lahir dan batin untuk menyambut bulan Ramadhan. Muhammadiyah juga mengajak umat Islam mengikuti panduan ibadah yang diberikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam saat pandemi virus corona atau Covid-19.
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad menyampaikan, persiapkan lahir dan batin. Pertama, dari sisi pengetahuan mengenai agama diperbayak terutama tentang bab-bab ibadah puasa. Kedua, fisik harus dipersiapkan untuk menyambut bulan Ramadhan.
"Karena orang yang sakit tidak diwajibkan puasa, orang yang rentan dan daya tahan tubuhnya rendah seperti orang yang terlalu tua itu diperbolehkan untuk tidak berpuasa," kata Prof Dadang kepada Republika, Jumat (10/4).
Ia menjelaskan, orang-orang yang rentan terjangkit Covid-19 seperti orang sakit dan yang fisiknya lemah serta sudah berusia 60 tahun ke atas juga harus mawas diri. Kalau memang tidak kuat puasa di bulan Ramadhan maka tidak perlu memaksakan puasa, tapi puasanya tetap diganti setelah pandemi Covid-19 selesai.
Ia menambahkan, tapi bila memang usianya terlalu tua dan tidak mampu mengganti puasa Ramadhan di bulan-bulan selanjutnya setelah darurat Covid-19 selesai. Maka cukup menggantinya dengan fidyah yakni memberi makan fakir miskin. Itu yang dimaksud dengan persiapan fisik.
"Jadi introspeksi diri saja ukurannya, apakah fisiknya memungkinkan untuk puasa Ramadhan atau tidak, karena ukuran kuat dan tidaknya ada di diri masing-masing," ujarnya.
Ia mengatakan, Muhammadiyah juga menyampaikan selamat kepada umat Islam yang akan memasuki bulan Ramadhan. Namun sekarang masih dalam keadaan prihatin karena sedang terjadi pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Untuk itu kita tetap melaksanakan ibadah dengan baik tapi memperhatikan terhadap protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah," jelasnya.
Prof Dadang mengingatkan, ikuti dan perhatikan tata cara ibadah yang dikeluarkan oleh MUI dan ormas-ormas lain. Khususnya ormas Muhammadiyah yang menganjurkan masyarakat menghindari kerumunan termasuk berkerumun saat beribadah.
Menurutnya, sekarang masih tetap dalam keadaan udzhur syar'i sehingga tetap melaksanakan ibadah di rumah. Ibadah di rumah bisa dilakukan bersama keluarga. Semoga Allah memberikan kesehatan kepada semua kaum Muslimin, selamat dan sejahtera mengarungi bulan Ramadhan hingga bisa sampai ke Idul Fitri.
"Mudah-mudahan darurat corona sebelum Idul Fitri sudah selesai dan hilang, sehingga kita bisa merayakan Idul Fitri, kalau memang darurat corona belum selesai maka kita terpaksa shalat Idul Fitri tidak dilaksanakan karena itu sunah," kata Prof Dadang.
Fuji E Permana