Jumat 10 Apr 2020 22:00 WIB

Para Pemuda yang Setia di Sisi Nabi Muhammad

Dakwah Nabi Muhammad SAW juga disokong para pemuda yang beriman.

Ilustrasi Pemuda yang Setia di Sisi Nabi Muhammad
Foto: MgIt03
Ilustrasi Pemuda yang Setia di Sisi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum pemuda turut mendukung dakwah Nabi Muhammad SAW. Mereka bergerak di berbagai jalan fii sabilillah, terutama medan pertempuran dan keilmuan.

Dalam bidang kemiliteran, tercatat nama Sa'ad bin Abi Waqqash yang masuk Islam ketika berumur 17 tahun. Khalid Muhammad Khalid dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah menulis, Sa'ad adalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Ia ditunjuk menjadi panglima kaum Muslim di Irak dalam perang melawan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Baca Juga

Pemuda lainnya, Usamah bin Zaid, pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah untuk memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pasukannya berhasil dengan gemilang mengalahkan tentara Romawi.

Atab bin Usaid diangkat menjadi gubernur Makkah pada usia 18 tahun. Dua ksatria yang membunuh Abu Jahal dalam perang Badar, Mu'adz bin Amr bin Jamuh dan Mu'awwidz bin 'Afra, juga masih berusia belasan tahun.

Muda dan berilmu

Di bidang keilmuan, ada Zaid bin Tsabit, pemuda Anshar yang masuk Islam pada usia 11 tahun. Pada masa Perang Badar dan Uhud, dengan semangatnya Zaid pernah memohon diizinkan berperang, namun ditolak oleh Rasulullah karena masih terlalu kecil. Ia baru diizinkan berperang pada masa Perang Khandaq tahun 5 H.

Kecerdasan Zaid membuat pemuda ini dipercaya menjadi penulis wahyu oleh Rasulullah. Ia mampu menguasai berbagai bahasa dalam tempo singkat. Pada masa kodifikasi Alquran, Khalifah Abu Bakar pertama kali menunjuk Zaid untuk menghimpun ayat-ayat Alquran.

Ada pula Abdullah bin Mas'ud, salah satu golongan masuk Islam pertama assabiqunal awwalun yang dikaruniai kepandaian dalam membaca Alquran. Dengan berani, berulang kali Ibnu Mas'ud membacakan ayat-ayat Alquran di hadapan pemuka Quraisy yang tengah berkumpul di Ka'bah. Kaum Quraisy langsung berang dan menghajarnya, namun tidak membuat Ibnu Mas'ud surut. Dia merupakan satu dari empat orang yang kepadanya umat diwasiatkan untuk mempelajari Alquran.

Mu'adz bin Jabal juga masih berusia muda saat memeluk Islam di tangan Mus'ab bin Umair. Rasulullah memujinya sebagai orang yang paling mengetahui tentang halal dan haram. Anas bin Malik juga masih berusia 10 tahun saat menjadi pelayan Rasululah. Ia termasuk salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah.

Kemudian, sepupu Rasulullah, Ibnu Abbas, masih berusia sangat muda saat menjadi rujukan para sahabat dalam memahami Alquran. Ibnu Abbas mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah SAW. Oleh Umar bin Khattab, Ibnu Abbas sejak awal telah diikutkan dalam musyawarah para pembesar Madinah. Ketika para sahabat senior protes dan bertanya mengapa anak kecil itu diikutkan, Umar menunjukkan bahwa kapasitas keilmuan Ibnu Abbas memang pantas ada di sana.

Delegasi Nabi

Duta pertama yang dikirim Rasulullah juga berasal dari golongan pemuda. Adalah Mush'ab bin Umair, seorang pemuda kaya, rupawan, dan terpandang di Makkah. Ia rela meninggalkan keluarga, kemewahan, dan kehormatan di tengah kaumnya demi Islam. Mush'ab adalah duta pertama dalam sejarah Islam.

Ia diminta Rasulullah mengajar Alquran kepada penduduk Madinah. Ketika itu, di antara sahabat Rasulullah sebenarnya masih ada beberapa sahabat yang lebih tua dan lebih berkedudukan, tetapi Rasulullah punya pertimbangan sendiri mengutus Mush'ab.

"Mush'ab menyadari bahwa dirinya hendak menangani persoalan yang paling besar saat itu. Ia bertanggung jawab dalam menentukan masa depan Islam di Madinah yang tak lama kemudian menjadi Dar al-Hijrah, titik pusat dakwah dan para dai," tulis Khalid Muhammad Khalid.

Ketika Rasulullah mengutusnya, hanya ada 12 orang yang sebelumnya telah membaiat Rasulullah pada Baiat Aqabah. Pada musim haji, setahun setelah Bai'at Aqabah, Mush'ab mengantarkan 70 laki-laki dan perempuan Madinah untuk berbaiat kepada Rasulullah.

Dengan kecerdasan dan kesungguhan usaha, ia membuktikan kepercayaan Rasulullah. Pemuda itu syahid pada masa perang Uhud. Jauh berbeda dengan masa kemewahannya semasa jahiliyah, ketika meninggal, ia bahkan tak punya kain yang cukup untuk menutup seluruh tubuhnya.

Satu lagi sosok pemuda teladan pada masa Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib. Perannya mencakup berbagai bidang. Dia adalah seorang ulama, pemimpin, sekaligus pejuang. Ali merupakan salah satu orang yang pertama-tama masuk Islam dari golongan pemuda.

Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Khulafa menyebutkan, tatkala dia masuk Islam, umurnya baru 10 tahun, ada juga yang mengatakan sembilan tahun, delapan tahun, atau lebih muda lagi.

Ali tumbuh menjadi pemuda yang matang dan berperan penuh dalam dakwah Islam. Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, Ali diperintahkan untuk menggantikan posisi di tempat tidur beliau. Ali juga menyertai Rasulullah pada Perang Badar, Perang Uhud, dan hampir semua perang lain. Dalam Perang Khaibar, Ali pertama kali berhasil menerobos benteng lawan hingga Rasulullah mengatakan kemenangan kaum Muslim di Khaibar adalah melalui tangan Ali.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement