REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Brasil telah menjadi negara pertama di belahan bumi selatan yang melampaui 1.000 kematian akibat covid 19. Negara Amerika Selatan itu telah mencatat sedikitnya 1.068 kematian dan 19.789 kasus, menurut Universitas Johns Hopkins.
Sebagian besar gubernur negara bagian Brasil telah memberlakukan tindakan karantina, tetapi Presiden Jair Bolsonaro terus menentang pembatasan tersebut.
Dilansir di BBC, Sabtu (11/4) disebutkan, para pejabat kesehatan mengatakan wabah itu diperkirakan tidak akan memuncak selama beberapa pekan.
Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa virus dapat lepas kendali, terutama di daerah miskin seperti favela, lingkungan yang ramai di mana jarak sosial sulit dicapai dan sanitasi dasar kurang.
Ada juga kekhawatiran bahwa komunitas pribumi Brasil bisa hancur oleh wabah ini. Para ahli mengatakan mereka lebih rentan karena mereka memiliki lebih sedikit pertahanan alami terhadap penyakit eksternal.
Awal pekan ini, seorang remaja pribumi meninggal di rumah sakit di negara bagian utara Roraima. Dia menjadi orang pertama yang tinggal di dalam sebuah kawasan pribumi yang tewas akibat covid 19.
Alvanei Xirixana (15 tahun), adalah salah satu dari lebih dari 20 ribu anggota kelompok etnis Yanonami. Mereka sebagian besar hidup dalam reservasi asli di sepanjang perbatasan Brasil-Venezuela.
Terlepas dari kekhawatiran ini, Presiden Bolsonaro telah sering bentrok dengan gubernur negara bagian dan pejabat kesehatannya sendiri mengenai virus corona. Dia menggambarkan reaksi mereka terhadap 'flu kecil' ini sebagai berlebihan.
Dia juga berpendapat bahwa pembatasan mereka pada pergerakan dan bisnis menciptakan hambatan yang tidak perlu pada ekonomi.
Pada Jumat, Bolsonaro difilmkan mengunjungi rumah sakit dan bertemu orang banyak, memilih untuk tidak memakai masker atau sarung tangan. Pada satu titik dia menyeka hidungnya dan kemudian berjabat tangan dengan seorang pendukung tua.
Tindakan presiden telah menimbulkan kerugian politik dalam beberapa pekan terakhir, dengan popularitasnya jatuh dalam jajak pendapat.
Protes malam juga telah diadakan di kota-kota terbesar di Brasil, dengan penduduk membenturkan panci dan wajan dan berteriak, "Pergi, Bolsonaro!" kata mereka.