REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW memberikan contoh teladan paripurna tentang mempersiapkan diri kita untuk menyambut Ramadhan.
Salah satunya ialah dengan menyemarakkan puasa sunah. Seperti yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, dikatakan, "Rasulullah SAW melakukan puasa sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan puasa pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya' (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam riwayat lain, Rasulullah dan para sahabatnya telah mempersiapkan diri menyambut Ramadhan sejak bulan Rajab. Baik persiapan fisik dengan memelihara kesehatan, maupun persiapan rohani, yakni dengan meningkatkan ibadah-ibadah sunnah sebelum masuk Ramadhan.
Kemudian, beliau juga memperbanyak doa. Di antara munajat beliau adalah: "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku pada bulan Rajab dan Sya'ban dan panjangkanlah usiaku agar aku sampai ke bulan Ramadhan".
Begitu pun para sahabat. Mereka menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh suka cita dan keharuan. Bergembira sebab kesempatan untuk memperbanyak pahala dan menggapai ridha Ilahi amat terbuka lebar. Terharu, lantaran Allah memanjangkan usia mereka untuk berjumpa dengan Ramadhan.
Dikatakan para ahli sejarah, dahulu para salafus sholihin mempersiapkan diri sejak lima bulan setengah sebelum masuknya Ramadhan. Kemudian, lima bulan setengah pasca-Ramadhan pun mereka selalu mengharapkan bertemu kembali dengan Ramadhan dan selalu memohon agar ibadah Ramadhan yang telah lalu diterima Allah SWT.
Dengan cara demikian, mereka mampu mempertahankan suasana Ramadhan bahkan kala melalui sebelas bulan sisanya.
Pernah dilukiskan pula dalam sebuah tulisan, bahwa para sahabat menunggu kedatangan Ramadhan, tak ubahnya bagai sepasang calon pengantin yang tengah menunggu hari pernikahan.