Senin 13 Apr 2020 16:42 WIB

Harga Ayam Potong Mulai Berangsur Naik

Sejak sepekan terakhir harga ayam potong mulai naik

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Christiyaningsih
Sejak sepekan terakhir harga ayam potong mulai naik. Ilustrasi.
Foto: Antara/Siswowidodo
Sejak sepekan terakhir harga ayam potong mulai naik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Harga ayam potong yang sempat ambrol, mulai berangsur naik. Di sejumlah tempat penjualan ayam potong di Kabupaten Banyumas, pedagang menjual ayam potong dalam kondisi hidup seharga Rp 18.500 per kilogram.

''Sudah naik lumayan dibanding harga sepekan sebelumnya. Pekan lalu, saya jual hanya Rp 10 ribu per kilogram,'' jelas Vita (38), pedagang ayam potong cabut bulu di Desa Patikraja Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Senin (13/4).

Baca Juga

Dia menyebutkan harga ayam tersebut berangsur-angsur mulai mengalami kenaikan sejak sepekan lalu. Awalnya, harga ayam hidup naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram. Kemudian, naik lagi beberapa kali hingga sekarang mencapai Rp 18.500 per kilogram.

Dengan harga pada kisaran itu dalam kondisi hidup, harga daging ayam potong juga sudah mengalami kenaikan. Dari pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyumas, harga daging ayam sudah beranjak menjadi sekitar Rp 26 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram.

''Harga daging ayam potong sudah mulai naik. Tapi masih belum sampai pada harga normal sekitar Rp 30 ribu per kilogram,'' kata Darsinah, pedagang ayam potong di Pasar Wage Kota Purwokerto.

Dia menuturkan pada kondisi menjelang Ramadhan seperti sekarang ini, biasanya harga ayam potong mengalami kenaikan cukup signifikan. Menjelang Ramadhan tahun lalu, daging ayam potong bisa mencapai Rp 36 ribu per kilogram. ''Hal ini karena pada masa sebelum puasa, biasanya banyak warga yang punya hajat,'' jelasnya.

Namun akibat adanya wabah Covid-19, warga yang sebelumnya berencana menggelar hajat, membatalkan acaranya. ''Ini yang menjadi salah satu penyebab anjloknya harga ayam potong. Apalagi sekarang juga banyak restoran atau rumah makan yang tutup,'' katanya. 

Meski demikian, Darsinah memperkirakan harga ayam potong masih akan terus mengalami kenaikan hingga menjelang Lebaran. Namun dia memperkirakan kenaikan harga tidak akan seperti menjelang Lebaran tahun-tahun sebelumnya. ''Apalagi kalau nanti yang mudik sedikit,'' katanya.

Meski harga ayam potong sudah mulai mengalami kenaikan, namun hal ini diperkirakan belum bisa mengangkat kerugian yang dialami peternak. Bahkan banyak peternak yang sudah terlanjur tenggelam dalam kerugian.

Di wilayah Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, peternak ayam potong yang bekerja sama dengan distributor ayam potong dalam bentuk plasma bahkan kebingungan memberi makan ayamnya yang masih kecil. ''Sudah sejak sebulan lalu kami tidak mendapat pasokan pakan ayam dari distributor. Sepertinya, distributor sudah tidak mau rugi terlalu besar,'' jelas Tasim Wahyadi, seorang peternak ayam di Kecamatan Wanareja.

Menurutnya, dalam model kerja sama plasma ini peternak mendapat pasokan doc (bibit ayam), pakan, dan berbagai obat-obatan dari distributor. Peternak hanya menyediakan kandang dan merawat ternak ayam. ''Setelah ayam cukup umur untuk dipanen, hasilnya juga dibeli seluruhnya oleh distributor,'' jelasnya.

Namun dalam masa budidaya kali ini, Taslim mengaku hanya sempat mendapat doc dan pakan ternak pada pada masa awal pemeliharaan. ''Sekarang sudah tidak dapat pasokan pakan lagi,'' jelasnya.

Dengan kondisi ini, dia mengaku, ayamnya yang baru berusia sebulan menjadi tidak bisa gemuk. ''Daripada mati, lebih baik saya jual murah atau saya berikan ke tetangga kalau ada yang mau. Saya juga tidak sanggup kalau harus membeli sendiri pakan ayamnya,'' kata Tasim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement