Senin 13 Apr 2020 16:34 WIB

Pasien Covid-19 Meninggal Kebanyakan 50 Tahun ke Atas

Pasien Covid-19 meninggal karena faktor usia dan penyakit penyerta.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan faktor usia mendominasi korban meninggal virus corona di Tanah Air.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan faktor usia mendominasi korban meninggal virus corona di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia berusia di atas 50 tahun. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan orang yang usianya di atas 50 tahun terlebih lansia memang yang paling rentan menunjukkan perburukan kondisi saat terinfeksi virus corona. Hal ini tentu berbeda dengan pasien dengan usia muda yang imunitasnya relatif lebih baik.

"Sebagian besar di atas 50 tahun dan memiliki penyakit comorbid (penyerta)," ujar Yurianto dalam keterangan pers, Senin (13/4).

Baca Juga

Selain faktor usia, kondisi fisik juga diperparah dengan adanya komorbiditas atau penyakit penyerta yang dimiliki pasien positif Covid-19. Yurianto mengungkapkan, penyakit penyerta yang paling banyak diidap pasien Covid-19 yang meninggal dunia adalah hipertensi atau darah tinggi, diabetes, dan beberapa penyakit paru-paru kronis seperti asma, bronkitis, dan TBC.

Per hari ini, pemerintah mencatat terjadi penambahan sebanyak 316 kasus positif Covid-19 selama 24 jam terakhir. Total sudah ada 4.557 pasien positif Covid-19 di Indonesia. Dari angka tersebut, sebanyak 21 orang kembali dinyatakan sembuh sehingga total pasien sembuh sebanyak 380 orang.

Sedangkan 26 orang meninggal dunia dalam satu hari terakhir, sehingga total pasien meninggal 399 orang. Rasio jumlah kasus meninggal dunia terhadap total kasus positif di Indonesia tercatat sebesar 8,75 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement