Senin 13 Apr 2020 21:04 WIB

Omzet Anjlok 75 Persen, Tiket.com Jalankan Strategi Bertahan

Tiket.com memotong pengeluaran dari sisi marketing hingga 90 persen.

Tiket.com
Foto: Google
Tiket.com

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biro perjalanan daring tiket.com merasakan dampak besar dari penyebaran virus corona. Virus corona memaksa mereka menjalankan strategi bertahan (survival mode).

Chief Marketing Officer & Co-Founder tiket.com Gaery Undarsa mengatakan covid-19 yang menghantam industri wisata membuat omsetnya turun hingga 75 persen. "Omset per hari belum sampai nol saja sudah bersyukur sih," kata Gaery dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (13/4).

Baca Juga

Penjualan tiket pesawat paling terdampak, diikuti oleh pemesanan hotel. Namun, penjualan tiket pesawat juga masih jadi sumber pendapatan biro perjalanan itu di tengah krisis virus corona.

"Karena masih banyak juga yang butuh bepergian menggunakan pesawat."

Namun ia meyakini badai yang menimpa industri wisata pasti akan berlalu. Segala hantaman yang dirasakan oleh biro perjalanan ini akan sampai di titik ujung.

"Jadi tak apa, yang penting bahasa kita survival mode nih, supaya kita bisa bertahan," ujar Gaery.

Salah satunya adalah mempertahankan semua karyawan. Gaery menuturkan hingga saat ini semua masih normal, termasuk soal gaji.

"Tidak ada lay off, tidak ada pemotongan gaji, kita tahu aset kita adalah people, tim kita," kata dia.

Sebagai gantinya, tiket.com memilih alternatif untuk memotong pengeluaran dari sisi marketing hingga 90 persen.

Fokus bisnis pun berubah, dari mendorong orang-orang untuk berwisata menjadi menangani segala permintaan konsumen yang ingin membatalkan perjalanan. Gaery mengatakan, kenaikan permintaan pembatalan perjalanan naik antara 7-10 kali lipat.

Mereka pun mengerahkan personel tambahan untuk melayani permintaan ini. Saat ini, tiket.com sudah menyiapkan skenario bila dampak covid-19 masih akan terasa hingga berbulan-bulan lamanya.

"Kami sudah ada prepare plan multiple scenario, baik 1 bulan, 3 bulan, hingga 1 tahun," ucap dia.

Pihaknya akan belajar dari cara China kembali bangkit dari pandemi. Masyarakat setempat kembali berbondong-bondong untuk bepergian dan menjalani aktivitas seperti biasa. Gaery mengatakan pihaknya dipastikan harus siap melayani kebutuhan berwisata ketika pandemi telah mereda.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement