Selasa 14 Apr 2020 04:41 WIB
Lockdown

Secercah Harpan, Meski Prancis Perpanjang Lockdown

Prancis perpanjang Lickdown hingga 11 Mei

Suasana kawasan Menara Eifel di Prancis saat
Foto: google.com
Suasana kawasan Menara Eifel di Prancis saat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dini Kusmana Massabuau, WNI dan Jurnalis Tinggal Di Prancais

Lockdown di Prancis diperpanjang hingga 11 Mei tapi anak-anak akan bisa kembali sekolah setelah itu. Presiden Macron menegaskan karantina mandiri akan diperpanjang hingga 11 Mei. Meskipun epidemi mulai terlihat menurun tapi jumlah kematian masih cukup penting.

Hari ini 13 April 2020, sebanyak 574 orang di Prancis yang meninggal dengan jumlah terinfeksi 1.883.119 orang. Perpanjangan lockdown sudah kami tunggu jadi tidak kaget lagi. Apalagi mengingat bulan Mei penuh dengan tanggal merah.

Ada 4 tanggal merah di mana tanggal 8 yang jatuh di hari kamis biasanya diberlakukan libur untuk jumatannya juga. Melihat hal ini pemerintah prancis sudah hati-hati jangan sampai penurunan orang yang terinfeksi kembali naik dan mengakibatkan gelombang dua wabah terjadi.

Tapi saya dan keluarga yang selalu menunggu pidato Macron sejak adanya epidemi ini sempat kaget juga ketika mendengar, Presiden menyatakan kemungkinan usai tanggal 11 Mei maka sistim dirumahkan akan dibuka secara perlahan dan anak-anak akan kembali ke bangku sekolah. Hal ini dikarenakan banyaknya keluhan dari orang tua akan situasi mereka, tidak semua memiliki koneksi Internet, keluarga yang tinggal dalam apartemen kecil membuat anak-anak mereka kehilangan ruang gerak dan kehidupan. Sehingga dibukanya kembali sekolah dirasakan cukup bijak namun ini akan dilakukan secara perlahan melihat situasi dan kondisi.

Anak kami, Bazile langsung berteriak senang tahu masih bisa kembali ke sekolah. Saya dansuami  langsung saling pandang. Ngeri juga memikirkan, apakah akan aman? Mungkinkah semua murid memiliki tingkat waspada dan kebersihan yang sama dalam menjaga diri? Bagaimana dengan di kantin nanti? Pas pelajaran olah raga? Belum lagi namanya anak-anak ya pastilah ngobrol dekatan saling sentuh lalu kertas soal yang dibagikan. Semua langsung membuat saya dan suami berdegup jantung ini.

Bismillahi sajalah semoga semua saling mawas diri. Karena Macron saja sampai menyatakan kebanggaanya kepada warganya atas kesatuan yang belakangan ini sepertinya sulit didapat kini menurut Macron begitu kuat. Terus terang salah satu yang harus diakui oleh banyak orang adalah karena Macron bagi saya dalam keadaan sangat sulit ini bisa bertahan dan menunjukan sikap kepemimpinannya yang tangguh.

Macron membuat warga Prancis yang kebanyakan suka ngenyel menjadi penurut. Protes untuk berbagai hal dengan cara demo dan bisa bertahan untuk mendemokan sesuatu hingga berbulan-bulan kepada Macron ternyata kemudian menjadi begitu kuat dalam solidaritas. Dan disiplin yang patut diacungkan jempol dalam menaati peraturan selama masa dirumahkan saja. Tentu saja yang namanya peraturan pastinya akan selalu ada yang melanggar.

Tapi 20 tahun di Prancis baru kali ini saya melihat dan menjadi saksi akan keindahan dari kekuatan solidaritas ini. Macron menjanjikan untuk penambahan jumlah masker juga tes Covid-19 setelah tanggal 11 Mei akan lebih diperluas dan bisa Diakses di laboratorium publik. Tentunya tidak disarankan untuk semua orang tapi kepada orang yang dirasa memiliki gejala.

Macron tetap melarang tempat publik seperti bioskop, museum, restoran service di tempat dan acara konser, festival semua pertemuan yang dianggap mengundang banyak orang tetap akan dilarang hingga jangka waktu yang belum ditentukan. Begitu juga untuk penerbangan di luar Eropa tetap ditiadakan untuk jangka waktu yang belum ditentukan.

Dalam kesulitan ini sekali lagi Macron menegaskan Pemerintah Prancis akan membantu dalam perekonomian. Jaminan hidup diberikan untuk pengangguran sementara seperti kepada para pelajar asing, para pengusaha dan keluarga sederhana.

Pemerintah Prancis berkomitmen untuk memberikan bantuan dan bersama untuk kembali membangun perekonomian agar kembali kuat. Setelah Macron berbicara melalui media televisi dari mulai pukul 20.00 selama kurang lebih 25 menit berbagai tanggapan langsung beredar. Ada yang setuju dengan pernyataan Macron ada yang tidak bahkan mencela. Ada yang menyatakan Macron berhasil menunjukan dirinya sebagai pimpinan negara dengan begitu besarnya tekanan selama lebih dari 4 minggu ini, tapi beberapa menyatakan dia sudah gagal.

Bagi saya pribadi mungkin karena saya adalah orang asing melihat bagaimana sesuatu yang sejak 20 tahun ini tidak saya rasakan yaitu rasa kemanusiaan yang tinggi, disiplin yang meningkat, solidaritas begitu besar  di Prancis. Dan betapa berartinya sebuah nyawa dengan setidaknya ada usaha keras dari pemerintah di negara ini. Semua itu merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi saya.

Melihat seorang Presiden Prancis berbicara diperuntukkan bagi warganya tentu saya sangat sangat saya hargai. Melihat dirinya sebagai pimpinan bersedia disalahkan dan menyatakan bencana ini sebagai tanggung jawabnya, patut saya acungkan jempol. Walaupun mungkin pendapat saya ini banyak ditentang!

Saya percaya, tidak semua bisa dipuaskan dan akan merasa puas. Tentunya akan selalu ada kekurangan dan ketidakpuasan. Bagi saya pribadi hanya bisa belajar dari pengalaman bencana dunia ini untuk lebih bijak sebagai manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement