Selasa 14 Apr 2020 15:52 WIB

China Perkuat Diplomasi di Eropa dengan Masker

China berhasil menjaga pengaruhnya di Eropa Timur.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera China.
Foto: Pixabay
Bendera China.

REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Ketika kapal China yang bermuatan bantuan medis tiba di Belgrade, Presiden Serbia berada di pelabuhan untuk mencium bendera China. Pejabat-pejabat pemerintah Hungaria mengecilkan bantuan Uni Eropa dan memuji bantuan Beijing.

Presiden Ceko mengatakan hanya China yang membantu mereka selama pandemi virus corona. Citra China di mata dunia sempat rusak ketika virus corona menyebar di seluruh dunia.

Baca Juga

Namun, Beijing berhasil menjaga pengaruhnya di Eropa Timur. Negeri Tirai Bambu bersaing dengan Uni Eropa dan Rusia dalam memperkuat pengaruhnya di kawasan itu.

Banyak negara-negara Barat yang mengkritik China terseok-seok dalam menanggulangi krisis kesehatan yang berawal dari Wuhan lalu menyebar ke berbagai provinsi dan ibu kota. Kini Beijing berusaha mengubah persepsi itu dengan 'diplomasi masker'.

Kombinasi kebijakan kekuatan lunak, pesan politik dan bantuan. Upaya Beijing untuk mencitrakan pemerintah China sebagai sekutu yang murah hati dan efisien.

Selama bertahun-tahun China telah meningkatkan pengaruh politik dan ekonomi di tenggara Eropa melalui proyek investasi global Belt and Road. Citra China semakin membaik setelah pandemi terjadi di negara-negara rentan seperti Serbia dan Hungaria yang pemimpin-pemimpinnya memiliki hubungan baik dengan Beijing dan Moskow.

Kapal bantuan China juga dipuji di Italia, Spanyol, Belanda dan Slovakia. Walaupun beberapa kapal yang berisi alat pemeriksaan dan masker dikembalikan karena cacat atau salah.

"Kami harus sadar ada komponen geopolitik, termasuk perjuangan untuk meraih pengaruh, melalui pemintalan dan kemurahan hati politik, berbekal fakta kami harus mempertahankan Eropa dari pemfitnah," kata pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrel dalam blognya, Selasa (14/4).

Pemerintah China berulang kali membantah klaim mereka mengincar dukungan politik melalui bantuan alat medisnya. Mereka mengatakan tuduhan itu akan menghasilkan persepsi buruk yang mendalam tentang tujuan China di Barat.

Saat 27 negara Uni Eropa kekurangan alat medis dan alat pelindung diri di tengah perjuangan melawan virus corona. Banyak pihak yang memuji kapal yang berisi alat medis yang China kirimkan walaupun mereka harus membelinya.

Pemerintah dan media negara calon anggota Uni Eropa, Serbia telah mengecilkan bantuan dan pinjaman jutaan euro yang diberikan Uni Eropa. Mereka memuji pengiriman alat medis China baik donasi maupun yang harus mereka beli.

Kelompok oposisi meminta agar bantuan dari China diungkapkan secara terbuka dan ditumpuk dengan bantuan Uni Eropa yang tampaknya lebih banyak. Tapi permintaan itu diabaikan pemerintah Serbia.

Narasi pro-China sangat besar di Serbia, mereka memasang billboards yang mendukung Presiden China Xi Jinping. Presiden Serbia Aleksandar Vucic kerap menyebut Xi sebagai 'saudaranya'.

"Solidaritas Eropa tidak ada, hanya China yang membantu," kata Vucic bulan lalu setelah mengumumkan darurat nasional yang memberinya wewenang lebih besar selama krisis kesehatan.  

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement