REPUBLIKA.CO.ID, Seperti biasa, bakda shalat Shubuh para sahabat tidak langsung beranjak pergi. Mereka duduk melingkar menghadap Rasulullah SAW untuk menerima pelajaran.
Pelajaran yang disampaikan ketika itu ialah tentang bagaimana kita mesti menghargai binatang yang juga makhluk Allah SWT.
Rasul menceritakan, ada seekor sapi bisa berbicara kepada pemiliknya setelah mendapatkan perlakuan tidak patut dari si empunya. Kisah lain, ialah tentang serigala yang mengerti bahasa manusia.
Seperti dinukilkan Bukhari dari riwayat Abu Hurairah RA, Rasul menuturkan demikian. Suatu saat, seorang laki-laki menuntun seekor sapi, tiba-tiba dia menaikinya dan memukulnya.
Sapi itu berkata, "kami tidak diciptakan untuk ini, tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah."
Para sahabat takjub. "Subhanallah, seekor sapi berbicara." Ketika semua sahabat kagum terkait cerita ada sapi dan serigala bisa berbicara, Rasulullah melanjutkan cerita dengan detail.
Awalnya, sapi itu berjalan biasa saja, namun ketika sang pemilik memukuli, sapi itu berjalan sangat lambat dan langsung menoleh kepada pemilik yang sedang berada di atas punggungnya dan berkata, "Kami tidak diciptakan untuk ini (dipukuli), tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah," kata sapi itu.
Rasul menjelaskan apa yang disampaikan sapi itu. Seolah-olah berkata kepada pemiliknya, bahwa penunggangnya telah berbuat zalim, bukan hanya dengan mengendarainya, tapi juga menyiksanya.
"Kamu telah menggunakanku untuk sesuatu di mana Allah menciptakanku bukan untuk hal ini."
Rasul menjelaskan terkait kata zalim yang disampaikan seekor sapi, bahwa kezaliman adalah meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Setelah menceritakan kisah sapi yang berbicara, Rasulullah kembali menceritakan kisah serigala yang juga bisa bicara.
Ketika itu, seekor serigala menyerang domba milik seorang penggembala. Mengetahui dombanya diserang, penggembala yang kuat dan pemberani itu langsung mengejarnya.
Kelelahan, serigala itu berhenti tepat di depan penggembala dan berkata, "Kamu menyelamatkan domba ini dariku. Lalu siapa yang akan menyelamatkannya pada hari datangnya binatang buas dan tak ada penggembala sepertimu?"
Rasulullah menjelaskan, apa yang disampaikan serigala itu mengisyaratkan hari datangnya binatang buas di masa yang akan datang.
Pada hari itu, ternak-ternak dibiarkan bebas, binatang-binatang buas menyerang dan merusaknya karena tidak ada yang menjaga. Kondisi semacam ini kelak juga akan terjadi pada umat manusia, ketika kiamat datang.
Dalam Dalail an-Nubuwwah, Abu Nu'aim meriwayatkan, peristiwa tersebut terjadi pada sahabat yang bernama Uhban bin Aus.
Seekor serigala menyerang dombanya. Serigala itu menerkam seekor domba. Uhban berteriak, lalu serigala itu duduk di atas ekornya. Serigala itu berbicara.
"Siapa yang akan menjaganya di hari ketika kamu sedang sibuk darinya? Kamu telah menghalangiku mendapatkan rezeki dari Allah."
Uhban berkata, "Lalu aku menepuk tanganku. Aku berkata, "Demi Allah, aku tidak melihat sesuatu yang lebih aneh dari ini." Hal ini terjadi setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul.
Lalu serigala itu melanjutkan pembicaraannya kepada Uhban yang sedang kebingungan melihat binatang bisa berbicara.
"Ada yang lebih aneh dari itu, seorang utusan Allah di kota yang ditumbuhi kurma, dia mengajak kepada Allah."
Lalu Uhban datang kepada Rasulullah untuk menceritakan pengalamannya. Setelah dijelaskan tentang kekuasaan Allah, Uhban masuk Islam.
Setelah selesai menyampaikan dua kisah binatang yang bisa berdialog dengan manusia, Rasulullah menyampaikan bahwa kiamat tidak terjadi hingga binatang buas bicara kepada manusia dengan bahasa mereka. Ini pasti terjadi, karena Nabi telah menyampaikannya.