REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA --Petenis remaja berbakat asal Amerika Serikat, Coco Gauff, yang menorehkan sejumlah prestasi di berbagai turnamen tenis internasional tahun 2019 lalu. Namun ia mengaku semua hal itu membuatnya merasa depresi.
Ia mengatakan ada semacam tekanan mental yang ditimbulkan oleh kenaikan prestasinya begitu cepat di dunia tenis. Kini, selama masa libur turnamen karena pandemi corona dia harus menemukan kembali cintanya pada permainan setelah mengalami depresi.
Petenis berusia 16 tahun yang berbasis di Florida ini menikmati perjalanan sensasional di sirkuit profesional sejak Juli tahun lalu ketika ia mencapai putaran keempat Wimbledon dalam penampilan kejuaraan utama pertamanya.
Dia juga mencapai babak keempat pada debutnya di Australia Terbuka tahun ini, membuka jalan untuk masuk ke peringkat 50 teratas dalam peringkat WTA - yang berusia 15 tahun pertama yang melakukannya dalam 15 tahun.
"Sepanjang hidup saya, saya selalu yang termuda untuk melakukan hal-hal, yang menambahkan sensasi yang tidak saya inginkan," tulis Gauff dalam sebuah posting untuk Behind The Racquet.
“Itu menambah tekanan yang harus saya lakukan dengan cepat." Ujarnya dilansir dari laman Reuters, Kamis (16/4).
“Saya menyadari bahwa saya perlu mulai bermain untuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain. Selama sekitar satu tahun saya benar-benar depresi. Itu adalah tahun yang paling sulit bagi saya sejauh ini,” lanjutnya.