REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Merebaknya kasus wabah corona belakangan ini, membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran corona. Namun, akibat dari kebijakan tersebut mengakibatkan sebagian masyarakat nonpegawai mengalami penurunan penghasilan. Salah satunya adalah pedagang keliling dan pedagang kambing yang juga merupakan penerima manfaat program Desa Berdaya Rumah Zakat.
Ketika diajak diskusi oleh Relawan Rumah Zakat, salah satu yang dikeluhkan akibat Covid-19 adalah diliburkannya sekolah serta dilarangnya acara-acara yang bisa menimbulkan keramaian. Dengan kondisi tersebut, membuat para pedagang harus berpikir agar tetap bisa mencari nafkah.
Wagino yang biasanya berjualan gelondong bakso di sekolah terpaksa harus mulai berjualan keliling lagi kampung karena sekolah libur. Namun tetap saja penghasilannya tidak seberapa. Sama halnya dengan Wakhid, karena efek corona pria yang berperofesi sebagai penjual kambing ini mengalami penurunan omzet.
“Kegiatan mantenan mulai berkurang. Pesanan aqiqah yang seharusnya bulan Februari dan Maret menjadi diundur,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bagus Pandu selaku relawan memberikan saran dan imbauan untuk tetap waspada dan berhati-hati. “Dengan kondisi seperti ini memang diharuskan ekstra hati-hati, keluar rumah pakai masker. Pulang kerja jangan lupa langsung mandi dan ganti baju. Agar kesehatan keluarga juga terjaga,” Kata Bagus.
Bagus menambahkan, agar para pedagang mulai menyiapkan pesanan online terutama menghadapi bulan puasa yang sebentar lagi akan datang. “Pak bapak, ini kan sudah mendekati Bulan Puasa, bagaimana kalo kita mencoba untuk menyiapkan pesanan online. Seperti makanan siap saji dan hidangan buka puasa. Sekarang kita harus mulai kreatif dan mengonlinekan produk-produk kita. Tahu bakso online. Bakso cup. Jahe cup. Kolak cup. Nanti barang-barangnya kita carikan bantuan deh,” tambah Bagus.