REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru memperkuat keputusan mereka untuk terus menerapkan karantina nasional dengan mengumumkan kasus kematian akibat virus korona atau Covid-19. Karantina nasional masih berjalan walaupun jumlah kasus infeksi harian di negara itu terus berkurang.
Negeri Kiwi itu hanya melaporkan delapan kasus infeksi baru. Ini pertama kalinya kasus baru Covid-19 menyentuh satu digit dalam beberapa pekan.
Pemerintah Selandia Baru melaporkan dua kasus kematian sehingga negara yang dipimpin Jacinda Ardern itu sudah melaporkan 11 kematian terkait Covid-19. Hampir setengah kematian terjadi di panti wreda di Christchurch.
"Hal ini menjadi pengingat yang menyeramkan kami harus tetap berada di rumah dan memutus rantai penularan," kata Menteri Keuangan Grant Robertson dalam konferensi pers, Jumat (17/4).
Selandia Baru sudah menutup kantor, sekolah, dan toko atau bisnis jasa tidak penting seperti bar, restoran, kafe, dan taman bermain hampir satu bulan. Pada Senin (20/4) mendatang pemerintah Selandia Baru akan membahas apakah mereka perlu memperpanjang, mencabut, atau melonggarkan karantina nasional.
Robertson memperingatkan masyarakat untuk tidak berharap ada perubahan besar dalam pembatasan yang saat ini sedang diterapkan. Menurutnya lebih baik menunggu sedikit lebih lama lagi.
"Sedikit lebih lama di level 3 atau level 4. Akan lebih baik untuk ekonomi dibandingkan terlalu awal keluar dan berpotensi dari karantina nasional harus kembali diberlakukan," katanya.