Jumat 17 Apr 2020 16:32 WIB

Antrean Abu Kremasi Picu Kecurigaan Data Kematian di Wuhan

Antrean abu kremasi memunculkan kecurigaan data kematian di Wuhan tak akurat

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja medis mengecek kondisi pasien di RS Jinyintan di Wuhan, Hubei, yang dibangun khusus untuk pasien kritis virus corona jenis baru atau Covid-19, Kamis (13/2). Antrean abu kremasi memunculkan kecurigaan data kematian di Wuhan tak akurat. Ilustrasi.
Foto: AP
Pekerja medis mengecek kondisi pasien di RS Jinyintan di Wuhan, Hubei, yang dibangun khusus untuk pasien kritis virus corona jenis baru atau Covid-19, Kamis (13/2). Antrean abu kremasi memunculkan kecurigaan data kematian di Wuhan tak akurat. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Kota Wuhan di China merevisi laporan jumlah kematian akibat virus corona pada Jumat (17/4). Data baru menunjukkan adanya peningkatan kematian sebesar 50 persen sehingga total kematian menjadi 3.869.

Rumor tentang lebih banyak korban akibat virus corona di Wuhan telah berkembang berpekan-pekan. Rumor mencuat dipicu oleh foto-foto antrean panjang anggota keluarga yang menunggu untuk mengumpulkan abu kerabat yang dikremasi dan laporan ribuan guci menumpuk di rumah duka.

Baca Juga

"Pada tahap awal, karena kapasitas rumah sakit yang terbatas dan kekurangan staf medis, beberapa lembaga medis gagal untuk terhubung dengan sistem pengendalian dan pencegahan penyakit lokal secara tepat waktu, yang mengakibatkan tertundanya pelaporan kasus yang dikonfirmasi dan beberapa kegagalan untuk menghitung jumlah pasien secara akurat," menurut siaran media pemerintah CGTN yang mengutip seorang pejabat Wuhan yang tidak disebutkan namanya.

Kecurigaan bahwa China tidak transparan tentang wabah telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu menyatakan skeptis tentang jumlah kematian yang sebelumnya dinyatakan sekitar tiga ribu orang.