Sabtu 18 Apr 2020 05:40 WIB

Litbang Kementan Ciptakan Tepung Pregel, Substitusi Terigu

Pemanfaatan tepung pregel di bidang industri pangan dinilai sangat potensial.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Tepung (ilustrasi). JAKARTA -- Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memperkenalkan tepung pregel yang terbuat dari bahan baku singkong.
Tepung (ilustrasi). JAKARTA -- Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memperkenalkan tepung pregel yang terbuat dari bahan baku singkong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memperkenalkan tepung pregel yang terbuat dari bahan baku singkong. Tepung pregel merupakan inovasi lanjutan dari tepung mokaf yang sebelumnya sudah dibuat untuk bisa mensubstitusi tepung terigu dari gandum.

Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry mengatakan, saat ini pabrik untuk penyediaan logistik tepung pregel berkapasitas 100 ton per tahun sedang dibangun di Cigombong, Jawa Barat. Pasokan bahan baku memberdayakan para petani wilayah Sukabumi dan sekitarnya yang membudidayakan singkong.

"Sistem rantai pasok sedang dikembangkan mulai dari penyediaan bibit (nursery) hingga pasar sedemikian rupa sehingga proses produksi berjalan efisien, terstandar dan berkesinambungan," kata Fajdry dalam keterangannya, Jumat (17/4).

Ia menuturkan, pemanfaatan tepung pregel di bidang industri pangan dinilai sangat potensial. Sebab bisa menjadi jawaban bagi konsumen yang berkebutuhan khusus. Selain wafer, tepung ini dapat dijadikan bahan pengisi pada pangan spesial lainnya seperti mayonaise rendah lemak, less sugar spread, dan aneka olahan pangan lainnya.

Peneliti Balitbangtan, Endang Yuli Purwani menuturkan, tepung pregel merupakan hasil modifikasi lanjutan dari tepung mokaf yang sebelumnya ada. Modifikasi itu merupakan hasil kolaborasi antara Balitbangtan Kementan dengan lembaga riset CIRAD Perancis pada 2017 silam.

Ia mengatakan, tepung pregel memiliki kelebihan dibanding tepung mokaf, yakni proses pembuatannya yang lebih singkat. Adapun disebut sebagai tepung pregel karena tepung dari singkong itu melalui proses pemanasan mendekati suhu gelatinisasi sekitar 70-80 derajat celcius dengan kondisi air terbatas. Dari proses itu, sebagian pati yang terkandung dalam singkong telah tergelatinisasi.

"Dari proses ini, terciptalah tepung dengan tingkat kehalusan tinggi dan warna cerah dibanding tepung ubi kayu biasa," kaya dia.

Meski itu merupakan inovasi terbaru dalam teknologi pangan, pihaknya mnuturkan bahwa masih perlu ada perbaikan. Sebab, meski proses pembuatannya lebih cepat ketimbang tepung mokaf, tetap dirasa masih memakan waktu.

"Sehingga, harganya tidak bisa bersaing dengan tepung konvensional (terigu)," ujarnya.

Menurut dia, mulai terlihat minat industri pangan terhadap tepung pregel. Karena itu, pihaknya melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian bersama Pendanaan Riset Produksi (RISPRO) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan melanjutkan pengembangan, khususnya untuk penyediaan logistik tepung pregel secara berkesinambungan.

Ia menyebut, saat ini sudah terdapat satu perusahaan swasta yang menggunakan tepung pregel untuk membuat produk makanan olahan berupa wafer yakni PT Javaindo Maju Sejahtera. Salah satu produk yang dihasilkan yakni wafer kasafa pregel.

"Keunggulan dari wafer ini tidak mengandung gluten, sehingga baik untuk pelanggan berkebutuhan khusus," kata CEO PT Javaindo Maju Sejahtera Suseno Hadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement