REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rasulullah SAW selalu menggunakan tiga waktu dan tempat untuk memberikan arahan kepada anak. Tiga waktu dan tempat ini efektif membangun pola pikir, mengarahkan perilaku, dan menumbuhkan akhlak yang baik pada diri anak.
Dr Muhammad Nur Abdullah Hafizh Suwaid dalam bukunya, Prophetic Parenting Cara Nabi SAW Mendidik Anak, mengatakan, tiga waktu dan tempat yang digunakan Rasulullah itu adalah saat dalam perjalanan, saat waktu makan, dan saat waktu anak sakit.
"Kedua orang tua harus memahami bahwa memilih waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepada anak-anak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil nasihatnya," kata Muhammad Nur dalam karyanya.
Memilih waktu yang tepat juga efektif meringankan tugas orang tua dalam mendidik anak. Pasalnya, sewaktu-waktu anak bisa menerima nasihatnya, tetapi juga pada waktu yang lain dia menolak keras.
"Apabila kedua orang tua sanggup mengarahkan hati anak untuk menerimanya, pengarahan yang diberikan akan memperoleh keberhasilan dalam upaya pendidikan," katanya.
Memberikan pengarahan dalam perjalanan sesuai hadits Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan at-Tirmidzi. "Aku di belakang Nabi SAW pada suatu hari beliau bersabda, 'Hai anak kecil...hadits.'"
Hadits ini, kata Muhammad Nur, menunjukkan bahwa pengarahan Nabi dilakukan di jalan ketika keduanya sedang melakukan perjalanan, baik berjalan kaki mapun naik kendaraan. Pengarahan ini tidak dilakukan dalam kamar tertutup, tetapi di udara terbuka ketika jiwa si anak dalam keadaan sangat siap menerima pengarahan dan nasihat.
Riwayat al-Hakim dalam kitab Mustadraknya (3/541) menegaskan bahwa perjalanan itu dilakukan di atas kendaraan. Dia meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA: “Nabi Muhammad diberi hadiah seekor bagal oleh Kisra. Beliau menungganginya dengan tali kekang dari serabut. Beliau memboncengkanku dibelakangnya. Kemudian, beliau berjalan. Tidak berapa lama, beliau menoleh dan memanggil, 'Hai anak kecil.' Aku jawab, 'Labbaika, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Jagalah agama Allah, niscaya Dia menjagamu...'”
Bahkan, kata Muhammad Nur, Rasulullah menyampaikan suatu rahasia kepada seorang anak di tengah perjalanan agar dia mengingatnya. Hal ini tidak lain karena besarnya penerimaan si anak pada waktu-waktu semacam ini.
Diriwayatkan Imam Muslim dari Abdullah bin Ja'far RA. “Rasulullah SAW pada suatu hari memboncengkanku di belakang beliau. Kemudian, beliau menyampaikan suatu rahasia kepadaku yang tidak pernah aku ungkapkan kepada seorang pun. Rasulullah SAW paling suka memakai penutup ketika beliau buang air dengan gundukan tanah atau gerumbul pohon kurma."
Tentang memberikan pengarahan saat waktu makan, Muhammad Nur menerangkan, pada waktu ini seorang anak selalu berusaha untuk tampil apa adanya. Karena itulah, terkadang dia melakukan perbuatan yang tidak laik atau tidak sesuai dengan adab sopan santun di meja makan. Apabila kedua orang tuanya tidak duduk bersamanya selama makan dan meluruskan kesalahan-kesalahannya, tentu si anak akan terus melakukan kesalahan tersebut.
"Selain itu, apabila kedua orang tua tidak duduk bersama si anak ketika dia makan, kedua orang tua akan kehilangan kesempatan berupa waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepadanya," katanya.
Nabi Muhammad SAW makan bersama anak-anak. Beliau memperhatikan dan mencermati sejumlah kesalahan. Kemudian, beliau memberi pengarahan dengan metode yang dapat memengaruhi akal dan meluruskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Demikian yang terjadi.
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abi Salamah RA, dia berkata, "Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rasulullah. Tanganku bergerak ke sana-kemari di nampan makanan. Rasulullah bersabda kepada anak kecil, ' Ucapkanlah basmalah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.' Sejak itu begitulah caraku makan."
Dalam riwayat Abu Dawud at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya disebutkan dengan lafal. "Mendekatlah wahai anakku Ucapkanlah basmalah. Makanlah dengan tangan dan makanlah apa yang ada di hadapanmu."
Dalam riwayat ini, kata Muhammad Nur, kita mendapati ajakan Nabi kepada anak kecil untuk makan bersama beliau. Hal itu dilakukan dengan segenap kelembutan "mendekatlah". Setelah itu, beliau memberi pengarahan tentang cara dan adab makan.
Tentang memberi pengarahan atau nasihat kepada anak ketika sakit, Muhammad Nur mengatakan, sakit dapat melunakkan hati orang-orang dewasa yang keras. Maka, apa pendapat Anda dengan hati anak-anak yang masih lembut dan mudah menerima?
Anak kecil ketika sakit, kata Muhammad Nur, ada dua keutamaan yang terkumpul padanya untuk meluruskan kesalahan-kesalahannya dan perilakunya. Bahkan, keyakinannya adalah keutamaan fitrah anak dan keutamaan lunaknya hati ketika sakit.
"Rasulullah SAW telah memberi pengarahan kepada kita atas hal ini. Beliau menjenguk seorang anak Yahudi yang sedang sakit dan mengajaknya masuk Islam. Kunjungan itu menjadi kunci cahaya bagi anak tersebut," katanya.
Diriwayatkan Bukhari dari Anas RA, dia berkata, ”Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi SAW sakit. Nabi SAW datang menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepalanya dan bersabda kepadanya. 'Masuk Islamlah engkau.' Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Si bapak berkata, 'Turutilah Abul Qasim.' Maka dia pun masuk Islam. Nabi SAW pergi sambil berdoa. 'Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan dari api neraka.'"