REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalawat merupakan bentuk plural dari kata shalat, yang berarti 'rahmat', 'kemuliaan', dan 'kesejahteraan.' Biasanya, arti bershalawat dapat kita lihat dari pelakunya.
Dalam Alquran, Allah berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. 33:56)
Bila pelaku shalawat itu adalah Allah, berarti Allah memberikan rahmat kepada makhluk-Nya. Jika malaikat yang bershalawat, berarti malaikat memintakan ampunan. Bila shalawat berasal dari orang-orang Mukmin, maka itu berarti mereka berdoa agar Allah SWT melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Umar bin Khattab pernah berkata, "Saya mendapatkan kabar, doa tertahan di antara langit dan bumi, tidak dapat naik (diterima Allah) sehingga dibacakan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW."
Dalam sebuah hadis, yang dirawikan Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Bacalah shalawat untukku. Sebab, bacaan shalawat itu membersihkan kotoran (dosa-dosa) engkau dan mintalah kepada Allah untuk wasilah."
Para sahabat bertanya, "Apakah wasilah itu, ya Rasulullah?"
Nabi SAW menjawab, "Satu derajat yang tertinggi dalam surga yang tidak akan dicapai kecuali oleh seorang, dan saya berharap semoga sayalah orangnya."
Ketika meletus Perang Badar, disaksikan oleh Said bin Umar al-Anshari, Nabi pernah bersabda, "Siapa membaca shalawat untukku satu kali dengan ikhlas dari hatinya, Allah akan memberi shalawat (rahmat) untuknya 10, dan diangkat ke 10 tingkat, dan diampuni baginya 10 dosa."
Imam Turmizi merawikan Nabi Muhammad SAW berkata, "Manusia yang paling utama dalam pandanganku adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku."
Demikianlah, betapa banyak keutamaan bershalawat kepada Nabi SAW!