REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama physical distancing, banyak orang semakin sering menggunakan internet. Baik itu untuk berkomunikasi, belajar, bekerja, atau sekadar menghilangkan rasa bosan di rumah. Namun tanpa disadari, aktivitas tersebut memiliki risiko terhadap keamanan data pribadi.
Sudah selayaknya pengguna internet waspada akan privasi data, meski tengah disibukkan dengan aktivitas di internet. Melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id beberapa waktu lalu, Mozilla memberikan cara mudah menjaga privasi data di internet, yakni sebagai berikut
1. Pilih kata sandi yang unik dan kuat untuk setiap akun.
Kata sandi yang lemah dapat lebih mudah ditebak atau dibobol melalui serangan brutal lewat jaringan internet. Gunakan kata sandi yang panjang dengan menggabungkan dua kata atau lebih yang tidak saling berkaitan. Gunakan juga angka atau karakter khusus, tetapi jangan bergantung pada penggantian '@' untuk a dan '3' untuk e. Buatlah kata sandi pengguna setidaknya sepanjang delapan karakter atau minimal 12-15 karakter.
Gunakan kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol. Masukkan juga kata-kata yang tidak biasa dan hanya pengguna yang tahu. Jagalah kata sandi pengguna tetap terlindungi dan aman, seperti dienskripsi pada pengelola kata sandi. Jangan gunakan kata sandi lama pada akun baru.
2. Setop jika ada sesuatu yang mencurigakan.
Malware dan phising merupakan bentuk ancaman terhadap keamanan di dunia maya yang terus-menerus terjadi. Sementara, spear phishing adalah jenis penipuan yang lebih mengarah dan memiliki target spesifik.
Penipuan seperti ini biasanya dilakukan melalui surel, tetapi bisa juga terjadi melalui telepon. Caranya, dengan mengaku sebagai perwakilan daari bank atau kartu kredit yang digunakan, lembaga keamanan, lembaga kesehatan, dan organisasi lainnya. Penipuan kadang terjadi dalam bentuk pesan singkat dengan menyertai sebuah tautan atau link yang tidak jelas.
Jika menemukan hal mencurigakan, jangan klik dan jangan masukkan kata sandi, kode otentikasi atau informasi pribadi (seperti tanggal lahir, nomor identitas, rincian bank atau kartu kredit). Buka browser dan ketik alamat situs website perusahaan asli atau hubungi mereka secara langsung.
Tanda-tanda email atau pesan yang mencurigakan adalah menampilkan kesalahan tata bahasa atau ejaan, tampak mendesak atau mengejar waktu, alamat dari pengirim tidak terlihat lazim, menjanjikan sesuatu yang tampaknya tidak realistis, meminta pengguna untuk masuk melalui surel dan meminta pengguna untuk membuka atau mengunduh dokumen yang tidak dikenal.
Hal ini juga terjadi di situs website. Baru-baru ini penjahat dunia maya membuat situs palsu dengan memanfaatkan peta Covid-19. Situs website palsu ini dibuat untuk menyebarkan malware ke komputer dan mencuri kata sandi.
3. Cek ulang berita tentang Covid-19.
Para pertengahan Maret lalu, organisasi nirlaba Poynter Institute yang berfokus pada praktik jurnalisme dan media yang jujur, meluncurkan tujuh cara untuk menghindari misinformasi selama pandemi Covid-19. Bisa dilakukan dengan mempelajari pemahaman dasar dari penyakit tersebut, abaikan semua konten yang mengatakan penyakit tersebut telah direncanakan, buktikan semua gambar dan video yang beredar, dan cek kembali data mengenai kasus.
4. Rutin perbarui software dan aplikasi di perangkat.
Memperbarui software di komputer, tablet, dan ponsel penting dilakukan agar perangkat tetap aman. Pembaruan tersebut dapat memperbaiki bugs, kerentanan software, dan masalah keamanan.
Memperbarui aplikasi di telepon pintar dan sistem operasi secara rutin membuat perangkatmu lebih aman. Lebih baik lagi jika pengguna dapat memperbaruinya dengan otomatis. Pengguna dapat menyalakan pengaturan pembaruan otomatis di komputer, browser, aplikasi, dan ponsel sehingga tidak tertinggal pembaruan yang tersedia.
Pada Firefox, pengguna dapat mengatur menu pembaruan otomatis di bagian Firefox Updates yang terdapat di menu-options-general. Cek dan atur ulang perizinan, pengaturan, dan pemilihan aplikasi di telepon pintar pengguna.