REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Para astronom dari Qatar Calendar House (QCH) memperhitungkan bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah akan tiba, Kamis depan (23/4) pada pukul 2.27 GMT atau sekitar pukul 09.30 WIB.
Dilansir dari Gulf Times, Ahad (19/4), hal tersebut ditegaskan oleh ahli astronom di QCH, Bashir Marzouq. Dia menambahkan, pemantauan bulan Ramadhan pada Rabu malam (22/4) tak mungkin dilakukan baik dengan mata telanjang atau alat astronomi, utamanya di Qatar dan berbagai wilayah Arab.
“Karena tahun ini bulan sabit tidak akan lahir saat matahari terbenam pada hari pemantauan,” kata dia.
Terkait hal tersebut, Kementerian Awqaf (Wakaf) dan Urusan Islam di Qatar menambahkan, keputusan hukum pemantauan hilal Ramadhan akan tetap dilakukan dalam kompetensi Komite Penampakan Bulan Qatar. Dalam penjelasannya, disebutkan juga matahari akan terbenam pada pukul 06.01 waktu Qatar. Sedangkan, moonset di Qatar akan terjadi pada 17.30 waktu setempat
Sementara itu, di Indonesia, Kemenag juga akan melakukan pemantauan atau rukyatul hilal di berbagai tempat di Indonesia, utamanya sebelum dilakukan sidang isbat pada Kamis (23/4).
Dalam keterangan resmi Dirjen Bimas Islam Kemenag, pemantauan tetap akan dilakukan, meskipun sedang ada kekhawatiran Covid-19. Untuk meminimalisasi penyebaran, pihak Bimas Islam telah menerbitkan beberapa aturan terkait pemantauan tersebut. Dari mulai anjuran melakukan sholat hajat, istirahat bagi petugas yang kurang sehat, pembatasan jumlah undangan, termasuk membatasi area petugas perukyat dan undangan.
Petugas dan undangan juga diwajibkan mengenakan masker dan dicek suhu tubuh sebelum memasuki area rukyat. Berdasarkan informasi, pemerintah juga akan menyiarkan sidang isbat secara daring.