REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ilma Asharina – Peminat sejarah Islam di Indonesia
Semasa menjalani pingitan bersama kedua adiknya (Roekmini dan Kartinah-pen), berbekal sifat kritis dan kemampuan berargumennya, Kartini membawa sentuhan baru dalam konteks interaksi satu sama lain. Ia berhasil menghilangkan beberapa peraturan adat yang berlebihan seperti kewajiban untuk berjalan jongkok jika hendak melewati orang yang lebih tua; Ia juga meniadakan aturan cara sapa antara adik dan kakak yang terlalu kaku, panggilan dibuat lebih santai namun masih dalam batas wajar kesopanan. Hal-hal yang demikian itu justru menambah kedekatan tiga bersaudara tersebut.
Sepanjang korespondensi, di samping kritik yang kuat dan berulang terhadap tradisi Jawa, Kartini terlihat sangat antusias menunjukkan kecintanya pada kesenian Jawa, seperti batik, gamelan, ukiran kayu, serta kerajinan lainnya. Kartini sering berdiskusi dan mengajukan gagasan tentang motif-motif ukir baru kepada para pengrajin. Rekonsepsi inilah yang juga berkontribusi mengkarakterisasi Kartini sebagai perempuan “modern”.
Kartini dan Islam: Keresahan Hati Budak Pingitan