Senin 20 Apr 2020 19:47 WIB

Lazismu Serahkan Bantuan ke Sopir Angkot dan Tukang Becak

Bantuan sebagai bentuk peduli pada aktivitas ekonomi sektor informal yang lumpuh

Rep: Imas Damayanti/ Red: Gita Amanda
Lazismu membagikan bantuan untuk sopir angkot dan tukang becak.
Foto: tangkapan layar filantropi indonesia
Lazismu membagikan bantuan untuk sopir angkot dan tukang becak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga amil zakat Muhammadiyah (Lazismu) membagikan bantuan untuk sopir angkot dan tukang becak. Bantuan berupa paket sembako dan masker untuk kalangan tersebut yang pendapatannya terdampak pandemi corona (Covid-19).

Berdasarkan catatan Lazismu, hingga Senin (20/4), sudah tersalurkan ratusan sembako dan masker kepada penerima manfaat di wilayah Jakarta, Bekasi dan Depok. Penyaluran ini sebagai bentuk peduli terhadap aktivitas ekonomi mereka di sektor informal yang lumpuh.

Baca Juga

Mengacu rilis yang diterima Republika, Senin (20/4), ada beberapa penerima manfaat dari pekerja yang berbeda sejak 19-20 April ini. Mereka berasal dari sejumlah Petugas Keamanan Dalam (PKD) yang berada di stasiun Depok Baru, tukang becak di Bekasi dan Jakarta, serta sopir angkutan umum yang ditemui relawan Lazismu sedang berhenti di pinggir jalan untuk istirahat.

Lazismu berhasil menemui dua sopir angkutan umum itu di wilayah Jakarta Pusat yang tak jauh dari Kemayoran dan Pasar Senen. Saat ditemui, salah seorang sopir, M. Roni (25 tahun), nampak mengendari angkotnya yang sepi penumpang. Roni mengatakan, dulu sebelum pandemi Covid-19 melanda, ia masih bisa membawa pulang uang sekitar Rp 150 ribu per hari dari penghasilannya sebagai sopir angkot. "Itu (Rp 150 ribu) sudah makan dan setoran. Sekarang, cari penumpang saja sulit,” katanya.

Dia mengaku di tengah Pandemi Covid-19 ini, sulit baginya mencari penghasilan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Pengasilan yang tak menentu itu pun belum dipotong oleh membayar setoran yang untungnya tidak dituntut penuh oleh pemilik angkot.

Hal senada disampaikan Nur Fajri (26 tahun) yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan teman seprofesinya itu. Menurutnya, wabah Covid-19 begitu berdampak dengan menurunnya jumlah penumpang angkutan umum. “Jangankan kejar setoran, untuk uang makan dan bensin angkot saja sudah nggak sanggup,” kata Fajri.

Sedangkan sebelum Covid-19, kata Nur Fajri, dirinya bisa melakukan pekerjaan mulai dari satu sampai tiga putaran (rit) dengan pendapatan rata-rata dapat menutup biaya operasional.

Di sela-sela penyerahan sembako tersebut, amil Lazismu mendapati penarik becak yang sedang duduk di atas bangku penumpang becak miliknya. Nasib yang sama juga menimpa Joni Sahara asal Cirebon yang nekat menarik becak di Jakarta. Joni mengaku sepi penumpang. “Sudah siang ini saya belum sama sekali dapat penumpang,” katanya.

Biasanya, kata Joni, dia kerap mendapat tiga penumpang dalam sehari jika rezeki itu datang kepadanya. Namun kali ini, ia hanya duduk di becaknya tanpa satu pun penumpang yang menghampiri.

Lazismu memudian menyerahkan bantuan masker dan sembako untuk Joni dan segenap sopir angkot yang ada. Yang mana, mereka sebagai pekerja sektor informal sangatlah terdampak akibat pandemi ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement