REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mendesak India mengambil langkah cepat guna melindungi hak-hak Muslim dan menghentikan Islamofobia di tengah pandemi Covid-19 yang juga merebak di negara itu. Melalui jejaring sosial, Komisi Hak Asasi Manusia Permanen Independen OKI mengatakan bahwa media di India memprofilkan Muslim secara negatif dan mendiskriminasi Muslim.
"OKI mendesak Pemerintah India mengambil langkah untuk menghentikan gelombang Islamofobia yang berkembang di India dan melindungi hak-hak minoritas Muslim. OKI mengutuk kampanye Islamofobia yang tak henti-hentinya di India memfitnah Muslim menyebarkan Covid-19 serta membuat profil mereka di media negatif yang menjadikan mereka didiskriminasi," kata OKI seperti dilansir the Week pada Senin (20/4).
Meski begitu, tak ada reaksi langsung dari Kementerian Luar Negeri India. Sebelumnya, India mengecam 57 negara anggota dengan menyebut badan seperti OKI semestinya tak mengeluarkan pernyataan yang tidak bertanggung jawab.
Juru bicara MEA, Anurag Srivastava, mengecam Komisi AS Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF) karena membawa agama dalam tujuan nasional memerangi Covid-19. Sebelumnya, komisi itu melaporkan bahwa terdapat pasien di sebuah rumah sakit di Ahmedabad yang dipisahkan berdasarkan agama.
USCIRF telah mengatakan bahwa pihaknya prihatin dengan laporan pasien Hindu dan Muslim yang dipisahkan di bangsal rumah sakit di Gujarat. Tindakan semacam itu hanya meningkatkan stigmatisasi umat Islam yang sedang berlangsung di India dan memperburuk desas-desus tentang Muslim yang menyebarkan Covid-19.