REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia akan menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah, termasuk di Inggris. Namun, karena adanya pandemi Covid-19, umat Islam di Inggris diimbau beribadah di rumah dan berbagi secara digital.
Dewan Muslim Inggris (MCB) telah mengeluarkan panduan untuk umat Islam menjelang datangnya bulan suci Ramadahan. Dalam panduan itu, MCB menyatakan Ramadhan tahun ini akan menjadi pengalaman yang sangat berbeda bagi kaum Muslimin.
Seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa (21/4), MCB mengimbau seluruh umat Islam di Inggris beradaptasi dengan keadaan yang berubah selama pandemi Covid-19. Maka, umat Islam yang akan berbagi makanan untuk berbuka puasa harus dilakukan secara digital.
Masjid-masjid di Inggris telah ditutup sementara untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga tidak mungkin umat Islam bisa melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Dalam merayakan Ramadhan, umat Islam pun diimbau tetap mengikuti aturan jarak sosial, termasuk dalam berbagi makanan saat berbuka puasa.
Di samping itu, semua warga Inggris juga disarankan berhati-hati saat berbelanja, membatasi pejalanan ke luar rumah, serta tidak menyiapkan persediaan makanan yang berlebihan menjelang Ramadhan. Sekretaris Jenderal MCB, Harun Khan mengatakan, pesan Ramadhan tahun ini sudah jelas, yaitu berpuasa dan beribadah di rumah, serta berbagi secara digital.
"Ini adalah cara untuk menyelamatkan nyawa,” kata Harun.
Dia menambahkan, Ramadhan kali ini juga penting dijadikan momentum bermuhasabah atau merefleksikan hidup yang sudah dijalani umat Islam. “Penting menjadikan momentum ini untuk merefleksikan cara kita menjalani hidup kita, cara kita berhubungan dengan Pencipta, komunitas, dan mereka yang membutuhkan,” jelasnya.
Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam (MINAB) Inggris menyatakan memang sangat menyakitkan semua masjid di Inggris ditutup saat bulan suci Ramadhan. Namun, menurut mereka, masjid akan tetap dikunci untuk menyelamatkan umat Islam dari bahaya virus Covid-19.