Rabu 22 Apr 2020 23:23 WIB

Asosiasi UMKM Gorontalo Utara Minta Pemkab Intervensi Gula

Kenaikan harga gula pasir terlalu tinggi dibanding harga awal.

Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fauzan
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Ketua asosiasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Rizan Demanto, meminta pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk mengintervensi harga gula pasir yang meroket hingga Rp 22 ribu per kilo gram.

"Pemkab perlu mengintervensi kondisi ini, sebab kenaikan harga gula pasir terlalu tinggi dibanding harga awal," ungkap Rizan, di Gorontalo, Rabu (22/4).

Baca Juga

Pihaknya banyak menerima keluhan dari para pelaku UMKM khususnya penjual kue yang bersiap memproduksi jajanan untuk keperluan Ramadhan 1441 Hijriyah. "Mereka (pelaku UMKM) rata-rata mengeluhkan harga gula pasir yang terlalu tinggi tersebut. Di tengah pandemi Covid-19, untuk meraup keuntungan sangat sulit dirasakan, ditambah harga gula pasir meroket seperti saat ini," ungkap Rizan.

Ia berharap Pemkab melakukan langkah cepat untuk mengintervensi kenaikan harga tersebut. Sementara itu, Dian Hasan, salah satu pemilik toko penyedia bahan harian rumah tangga, di Desa Dulukapa, Kecamatan Sumalata Timur, mengatakan, jika dirinya menjual dan menetapkan harga sesuai harga beli gula pasir yang dipasok penyuplai.

"Kami membeli seharga Rp 880 ribu per karung, atau naik dari harga sebelumnya Rp 740 ribu per karung. Jadi harga jual per karung Rp 900 ribu, dijual Rp 22 ribu per kilo gram untuk harga eceran," ungkapnya.

Kenaikan tersebut memang tidak terduga, namun terpaksa diberlakukan sesuai harga pokok pembelian. Sementara itu, Dewi Nento, warga Desa Milango, Kecamatan Tomilito, mengaku prihatin dengan harga gula pasir. Di wilayahnya, Dewi mengatakan, harga gula pasir mencapai Rp 20 ribu per kilo gram.

"Kenaikan ini sangat terasa berat, apalagi menghadapi bulan Ramadhan, penggunaan gula pasir menjadi bahan utama saat buka puasa dan sahur, dengan kondisi anggota keluarga mencapai enam orang," ungkapnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement