Kamis 23 Apr 2020 21:57 WIB

Petani Sangihe Gagas Tanam Cabai di Bawah Kelapa

Petani Sangihe berinisiatif membudidayakan 2.000 tanaman cabai beromzet Rp 72 juta

Petani Sangihe berinisiatif membudidayakan 2.000 tanaman cabai di bawah pohon kelapa membuatnya meraup panen 1,2 ton dalam satu musim tanam dengan omzet Rp 72 juta   Studi Sebut Berlari Bisa Tingkatkan Kesehatan Jantung  JAKARTA -- Mungkin terdengar luar biasa, namun penelitian baru-baru ini mengungkap bahwa berlari maraton bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular (yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah). Menurut penelitian tersebut, pelari maraton yang pertama kali dilakukannya disebut secara signinfikan meningkatkan kesehatan kardiovaskular mereka selama pelatihan untuk lomba sejauh 26,2 mil.
Foto: dok Kementan
Petani Sangihe berinisiatif membudidayakan 2.000 tanaman cabai di bawah pohon kelapa membuatnya meraup panen 1,2 ton dalam satu musim tanam dengan omzet Rp 72 juta Studi Sebut Berlari Bisa Tingkatkan Kesehatan Jantung JAKARTA -- Mungkin terdengar luar biasa, namun penelitian baru-baru ini mengungkap bahwa berlari maraton bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular (yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah). Menurut penelitian tersebut, pelari maraton yang pertama kali dilakukannya disebut secara signinfikan meningkatkan kesehatan kardiovaskular mereka selama pelatihan untuk lomba sejauh 26,2 mil.

REPUBLIKA.CO.ID,SANGIHE -- Lahan kosong di bawah pohon kelapa selama ini diabaikan potensinya untuk bercocok tanam begitu pula halnya di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Adalah Costerman Yermias, petani muda berinisiatif membudidayakan 2.000 tanaman cabai di bawah pohon kelapa membuatnya meraup panen 1,2 ton dalam satu musim tanam dengan omzet Rp 72 juta.

Terobosan Costerman, anggota kelompok tani (Poktan) Tani Berkat di Kelurahan Angges, Kecamatan Tahuna Barat berhasil memotivasi petani setempat. Saat ini petani yang menanam cabai di Poktan Tani Berkat bertambah menjadi delapan orang.

Sukses Costerman tak terlepas dari andil Ellen, penyuluh pertanian BPP Tahuna Barat sebagai KostraTani, yang aktif terjun ke lapangan mendampingi petani binaannya.

Kendati begitu, inisiatif Bupati Jabes Esar Gaghana yang menjadi pangkal keberhasilan setelah menggerakkan warganya untuk wajib menanam melalui program padat karya dari memanfaatkan dana desa. Tujuannya, menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan menjaga stabilitas ekonomi daerah melalui Instruksi Bupati No 521/26/1120 tentang Padat Karya Pertanian.

Alternatif kegiatan yang disodorkan adalah mendorong Bumdes menggelar kegiatan usaha pertanian, memberi bantuan bibit, pupuk dan peralatan kepada petani untuk menanam di pekarangan atau kebun masing-masing, dan membuat rumah pembibitan dan penyemaian bibit tanaman pangan yang hasilnya dibagikan untuk ditanam di pekarangan atau kebun milik warga.

Inisiasi Bupati Jabes EG sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menggerakkan potensi desa dan masyarakat pedesaan bertani mendukung ketersediaan pangan. Tentunya, tanpa mengabaikan Protokol Kesehatan WHO. "Jaga jarak. Jangan berkerumun. Kenakan masker. Rajin cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir."

Sementara Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi mengaku happy karena penyuluh setia mendampingi petani. “Lahan pertanian umumnya berada di zona aman atau zona hijau. Limpahan sinar matahari di lahan pertanian akan membuat virus mati," tutur dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement