REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris lewat Kementerian Digital, Budaya, Media, dan Olahraga tidak akan campur tangan dalam polemik pembelian salah satu kontestan Liga Primer Inggris, Newcastle United. Newcastle dibeli oleh konsorsium bisnis, yang didukung sepenuhnya oleh lembaga investasi luar negeri Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF) Saudi Arabia.
Pemerintah Inggris akan menyerahkan sepenuhnya semua urusan pengambilalihan the Magpies kepada otoritas penyelenggara Liga Primer Inggris, Premier League. Hal ini diungkapkan Menteri Budaya Inggris, Oliver Dowden, saat melakukan pertemuan dengan anggota Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga, serta parlemen Inggris pada Rabu (22/4) waktu setempat.
Polemik rencana pembelian Newcastle muncul setelah sejumlah pihak mengajukan protes kepada Premier League terkait rencana pengambilalihan Newcastle oleh PIF Saudi Arabia. Protes ini datang dari Bein Sports dan lembaga penggiat hak asasi manusia Amnesty International.
Bein Sports merasa keberatan apabila lembaga investasi Arab Saudi menjadi pemilik salah satu klub Liga Primer. Pasalnya, selama ini Pemerintah Arab Saudi dianggap cenderung melindungi praktik siaran langsung ilegal Liga Primer di negara petrodolar tersebut. Stasiun televisi asal Qatar itu merupakan salah satu pemegang hak siar Liga Primer selama tiga tahun dengan nilai kontrak mencapai 400 juta pound sterling.
Sementara itu, Amnesty International menyoroti keberadaan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS), sebagai pimpinan PIF Saudi Arabia. Selama ini MBS dianggap terlibat dalam berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada 2017 silam.
Pembelian Newcaslte dianggap sebagai cara Muhammad bin Salman dan Pemerintah Arab Saudi untuk memperbaiki citra. Untuk itu, Premier League diharapkan menolak semua permintaan pengambilalihan kepemilikan Newcastle dari Mike Ashley kepada PCP Financial Partner dengan dukungan finansial sepenuhnya dari PIF Arab Saudi. Dengan dasar tersebut, Muhammad Bin Salman dianggap tidak layak untuk menjadi pemilik salah satu klub Liga Primer.
"Semua uji kelayakan akan dilakukan oleh Premier League. Kami tidak mau mendahului mereka. Apalagi, pembelian Newcastle United itu dilakukan oleh lembaga investasi Arab Saudi, bukan secara personal oleh Muhammad bin Salman. Saya rasa, ini merupakan urusan Premier League dan saya tetap mendorong mereka melakukan uji kelayakan tersebut," kata Dowden seperti dikutip the Guardian, Rabu (22/4).
Berdasarkan ketentuan Premier League, uji kelayakan menjadi salah satu tahapan dalam peralihan kepemilikan sebuah klub. Dari situ, Premier League akan memutuskan apakah seseorang atau pihak tertentu layak memiliki dan mengelola sebuah klub di pentas Liga Primer Inggris.
Seperti dilansir BBC awal pekan ini, proses pembelian Newcastle United memang tinggal menanti persetujuan dari Premier League. Bahkan, Newcastle diperkirakan sudah akan berganti kepemilikan pada akhir bulan ini.
Direktur Eksekutif Premier League, Richard Masters, menegaskan, pihaknya akan memastikan semua proses pembelian Newcastle berjalan sesuai dengan hukum di Inggris dan ketentuan Liga Primer Inggris. Masters menyebut, Premier League tidak mau hanya menjadi lembaga yang memberikan stempel tanpa ada penilaian ataupun peninjauan terkait pergantian kepemilikan klub.
Tidak hanya itu, dalam surat balasan kepada Amnesty International, Masters menyebut Premier League akan berpegang kepada aturan-aturan hukum di Inggris dalan menilai calon pemilik klub di Liga Primer. "Saya dapat menyakinkan Anda, semua proses itu akan dilalui dengan berdasarkan hukum-hukum perusahaan di Inggris. Proses ini akan dijalankan dengan ketelitian yang sama terhadap semua calon pemilik klub Liga Primer Inggris," kata Masters.
Sebelumnya, PCP Financial Partners, yang didukung PIF Saudi Arabia, telah sepakat untuk mengambil alih kepemilikan Newcastle United dari pengusaha retail terkemuka asal Inggris, Mike Ashley. Nilai pembelian klub yang berdiri sejak 1892 itu pun dilaporkan mencapai 300 juta pound sterling. Nantinya, 80 persen saham Newcastle United akan menjadi milik PIF Saudi Arabia.
Sementara itu, Amanda Staveley, selaku pemilik PCP Financial Partners, akan menggenggam 10 persen saham the Magpies. Sepuluh persen saham Newcastle United yang tersisa akan diambil alih oleh Reuben Bersaudara, David dan Simon Reuben. Reuben Bersaudara adalah lembaga investasi yang dimiliki oleh dua pengusaha properti ternama asal Inggris.
Apabila nantinya Premier League mengabulkan pergantian kepemilikan Newcastle United ini, kendali operasional klub kabarnya akan dipegang oleh Amanda Staveley dan Yasir ar-Rumayyan. Staveley merupakan pemilik PCP Financial Partner. Ia dikenal juga sebagai perantara dalam pembelian Manchester City oleh Syekh Mansour pada 2008. Sementara itu, Yasir ar-Rumayyan merupakan tangan kanan MBS di PIF Saudi Arabia. Ia menduduki posisi sebagai direktur PIF Saudi Arabia.