Sabtu 25 Apr 2020 08:25 WIB

Surabaya Belum Temukan Lonjakan Kasus Pemakaman

Seluruh pemakaman di Surabaya kini dilakukan dengan protokol keamanan Covid-19.

Surabaya menerapkan protokol pemakaman sesuai aturan di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Rahmad
Surabaya menerapkan protokol pemakaman sesuai aturan di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya menyatakan hingga Maret 2020 tidak ada lonjakan kegiatan pemakaman dan kremasi jenazah yang kemungkinan berhubungan dengan merebaknya wabah Covid-19.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemakaman Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Aswin Agung di Surabaya, Sabtu (25/4), mengatakan ada 929 kegiatan pemakaman dan kremasi pada Januari 2020. Jumlahnya yang turun menjadi 792 pada Februari dan naik lagi menjadi 911 pada Maret.

Baca Juga

"April 2020 masih dalam proses pendataan," katanya.

Ia menjelaskan, data tersebut berasal dari data pemakaman jenazah di taman permakaman umum milik Pemerintah Kota Surabaya. Namun data tidak mencakup pemakaman dan kremasi yang dilakukan di luar fasilitas milik pemerintah kota.

"Jadi bukan data kematian (warga) karena itu ada di Dispenduk (Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil)," ujarnya.

Menurut dia, tidak ada kenaikan signifikan kegiatan pemakaman dan kremasi jenazah di Surabaya sejak Covid-19 merebak di wilayah Indonesia pada awal Maret 2020. "Sebelum kabar soal Covid-19 ini marak, petugas kami bisa menjalankan tugas pemakaman dan kremasi seperti biasa," katanya.

Ia mengatakan aat ini pelaksanaan pemakaman dan kremasi jenazah dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. "Seluruh petugas kami sudah dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) sesuai protokol kesehatan saat menjalankan tugasnya, apapun yang menjadi penyebab kematian jenazah. Keselamatan petugas harus dijaga karena mereka juga memiliki keluarga," katanya.

Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemakaman Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya mencatat peningkatan kegiatan pemakaman dan kremasi terjadi pada akhir tahun 2019. Yaitu dari 923 pada November menjadi 1.103 pada Desember namun tidak menjelaskan penyebab khususnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement