REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Formula 1 (F1) Chase Carey pada Senin (27/4) berharap bisa menggelar musim balapan yang tertunda tahun ini di Austria pada Juli. F1 juga berharap dapat mengakhirinya di Abu Dhabi pada Desember mendatang.
"Kami menargetkan untuk memulai balapan di Eropa pada Juli, Agustus, dan awal September, dengan balapan pertama bertempat di Austria pada akhir pekan 3-5 Juli," kata Carey seperti dikutip laman resmi F1.
Setelah itu, September, Oktober, dan November akan menjadi jadwal bagi Sirkuit Eurasia, Asia, dan Amerika Serikat, ditutup dengan balapan di kawasan Teluk, yaitu Bahrain dan seri pamungkas di Abu Dhabi. Carey memperkirakan kurang lebih 15-18 balapan akan dimasukkan ke kalender balapan yang direvisi nantinya.
"Kami berharap balapan-balapan awal tanpa penonton tapi semoga para fan bisa menjadi bagian dari lomba di saat kami melanjutkan jadwal lebih jauh nanti. Kami masih harus mengatasi sejumlah masalah seperti prosedur dari tim dan mitra kami untuk masuk dan beroperasi di setiap negara," jelas Carey.
Kesehatan dan keamanan dari semua yang terlibat akan terus menjadi prioritas utama. Otoritas F1 hanya ingin lanjut jika yakin. "Dan kami memiliki prosedur yang bisa diandalkan untuk mengatasi risiko dan kemungkinan masalah."
Di awal hari ini, penyelenggara Grand Prix Prancis menyatakan telah resmi membatalkan balapan F1 di Sirkuit Paul Ricard menyusul perpanjangan karantina wilayah dan larangan mengelar ajang besar di negara itu hingga pertengahan Juli.
Prancis menjadi seri ketiga yang batal di kalender setelah Australia dan Monako. Tujuh seri lainnya; Bahrain, China, Vietnam, Belanda, Spanyol, Azerbaijan, dan Kanada, untuk sementara ditunda menunggu konfirmasi revisi jadwal dari F1. Sementara, Otoritas Sirkuit Silverstone menyatakan komitmennya untuk menggelar Grand Prix Inggris tanpa penonton jika memungkinkan.