Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 membuat para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tertekan. Pelaku UMKM dituntut harus jeli memanfaatkan peluang serta adaptif agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.
Salah satu contoh pelaku UMKM yang mampu membaca situasi dan mengikuti perubahan di masyarakat yakni Erwin (26), pengusaha boneka di Cikampek yang semenjak adanya pandemi kini memproduksi masker. Ia mengungkapkan, omzet penjualan bonekanya menurun hingga 50% akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Lawan Corona, Begini Tips OK OCE Agar UMKM Bisa Bangkit
"Permintaan dari luar Jawa utamanya Sumatra otomatis berhenti sejak bulan lalu, sementara penjualan secara online juga mengalami penurunan dibanding hari biasanya," jelasnya.
Erwin pun tak patah arang, ia memutar otak untuk menemukan cara agar roda usahanya tetap berputar. Apalagi, ia memiliki karyawan 4 orang yang sehari-hari memproduksi boneka untuk dijual.
"Seketika itu saya berinisiatif untuk membuat masker dari kain karena mengingat pada awal bulan Maret lalu ketersediaan masker cukup langka dan di sisi lain permintaannya sangat tinggi," imbuh Erwin.
Saat ini, usahanya mampu memproduksi dan menjual antara 100 hingga 150 lusin masker kain, di mana penjualan tersebut mampu menutup penurunan omzet penjualan dari semula 50% menjadi 20% saja. Meskipun dengan penjualan masker tersebut belum bisa menutupi penurunan omzet penjualan secara menyeluruh, hal itu memberikan dampak positif setidaknya karyawan tetap bekerja seperti biasanya.
Erwin merupakan salah satu debitur UMKM naik kelas binaan BRI yang saat ini mendapatkan fasilitas pinjaman Kupedes Komersial BRI. Ia sudah menjadi debitur sejak 5 tahun lalu dengan pinjaman awal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI.
"Secara aktif saya berkomunikasi dan berkonsultasi dengan pihak BRI terkait pemenuhan kewajiban saya dan alhamdulillah dari BRI Cabang Cikampek sangat kooperatif sehingga sampai dengan saat ini pinjaman saya tetap lancar," pungkas Erwin.