Selasa 28 Apr 2020 22:45 WIB

PM Prancis akan Longgarkan Karantina Wilayah Bertahap

Warga Prancis harus belajar bagaimana hidup dengan virus corona.

PM Prancis akan Longgarkan Karantina Wilayah Bertahap. PM Prancis Edouard Philippe (kiri) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: The Telegraph
PM Prancis akan Longgarkan Karantina Wilayah Bertahap. PM Prancis Edouard Philippe (kiri) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan pemberlakuan karantina wilayah telah menyelamatkan 62 ribu jiwa dalam sebulan. Namun, mempertahankan kebijakan itu akan meningkatkan risiko terhadap terpuruknya ekonomi.

Berbicara di parlemen, dia mengatakan sudah waktunya untuk menjelaskan kepada warga Prancis bagaimana karantina wilayah secara bertahap akan diperlonggar. Dia mengatakan warga Prancis harus belajar bagaimana hidup dengan virus corona jenis baru itu dan melindungi diri mereka sendiri.

Baca Juga

Sebelumnya, ilmuwan Prancis sedang bersiap meluncurkan uji coba manusia untuk menguji hipotesis mereka bahwa nikotin dapat membantu tubuh memerangi infeksi Covid-19. Uji coba ini akan melibatkan kelompok petugas kesehatan dan pasien yang menggunakan patch (lembaran) nikotin dan kelompok lain yang menggunakan patch plasebo. Kemudian mereka akan diuji untuk melihat perbedaan dalam cara tubuh mereka merespons virus.

Uji coba ini merupakan tindak lanjut dari sebuah penelitian data kesehatan masyarakat Prancis, yang diterbitkan bulan lalu, yang tampaknya menunjukkan perokok memiliki kemungkinan 80 persen lebih rendah untuk terkena Covid-19 dibandingkan bukan perokok pada usia dan jenis kelamin yang sama.

Para ilmuwan berhipotesis dalam penelitian mereka bahwa nikotin, yang terkandung dalam rokok, dapat mempengaruhi kemampuan molekul virus corona melekat pada reseptor di dalam tubuh. "Anda memiliki virus yang tiba di reseptor, dan nikotin menghalangi itu, dan mereka berpisah," kata Jean-Pierre Changeux, profesor emeritus ilmu syaraf di institut Pasteur Prancis, menggambarkan proses dari hipotetis itu.

Dia ikut menulis penelitian dengan Zahir Amoura, seorang profesor di Rumah Sakit Universitas Pitie-Salpetriere Paris, dan mereka berdua melakukan uji coba itu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement