Rabu 29 Apr 2020 06:16 WIB

Minim Bantuan, PBB Khawatir Pandemi Covid-19 di Yaman

Yaman saat ini tengah dilanda kelaparan dan penyakit akibat perang yang berkecamuk

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Christiyaningsih
Petugas di Yaman menyemprotkan hand sanitizer kepada seorang pria. Yaman saat ini tengah dilanda kelaparan dan penyakit akibat perang yang berkecamuk.
Foto: Yahya Arhab/EPA
Petugas di Yaman menyemprotkan hand sanitizer kepada seorang pria. Yaman saat ini tengah dilanda kelaparan dan penyakit akibat perang yang berkecamuk.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut ada kemungkinan virus Corona akan merambah Yaman. PBB mengatakan Yaman saat ini tengah dilanda kelaparan dan penyakit akibat perang yang berkecamuk di negara tersebut.

Seperti diwartakan Reuters pada Rabu (29/4), kondisi saat ini akan membuat Yaman menjadi salah satu negara rentan jika terserang virus tersebut. PBB menyatakan saat ini populasi warga di Yaman sudah berkurang drastis akibat perang.

Baca Juga

Negara tersebut saat ini juga bergantung pada bantuan dana internasional yang terus menciut karena pandemi Covid-19 secara global. Perwakilan PBB di Yaman mengungkap berdasarkan hasil tes laborlatorium didapati ada satu kasus Covid-19 terdeteksi di negara itu.

Mereka khawatir laboratorium yang tidak memadai untuk melakukan tes berpotensi membuat sistem kesehatan di negara itu kurang baik. PBB mengatakan hal tersebut berdampak pada meluasnya wabah di Yaman.

PBB memberikan waktu 17 hari sesuai dengan pola di negara lain yang berlaku sejak mereka melaporkan kasus pertama. Otoritas setempat yakin bahwa virus tersebut telah tanpa terdeteksi di tengah masyarakat.

"Ini meningkatkan kemungkinan lonjakan kasus yang dapat dengan cepat melebihi kapasitas kesehatan," kata perwakilan PBB di Yaman dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Yaman sempat mengumumkan pada 10 April lalu bahwa kasus corona pertama menyerang seorang petugas pelabuhan berusia 60 tahun. Warga tersebut kini telah pulih dan telah dinyatakan negatif.

Kendati demikian pemerintah setempat mengaku tidak dapat melakukan pelacakan kontak terhadap pasien perdana tersebut. Pelacakan kontak merupakan salah satu langkah penting guna mendeteksi penyebaran Covid-19.

Yaman saat ini tengah bergulat dengan krisis kemanusiaan terbesar di dunia setelah perang selama lima tahun antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok Houthi. Sekitar 80 persen populasi Yaman atau 24 juta orang bergantung pada bantuan dan 10 juta menghadapi kelaparan.

PBB berpendapat kondisi itu yang ditambah kesenjangan pendanaan menambah risiko penyebaran virus secara cepat. PBB mengungkap sebanyak 31 dari 41 program bantuan kemanusiaan telah menurun atau berhenti dalam beberapa pekan mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement