Rabu 29 Apr 2020 10:45 WIB

UMM Lakukan Syiar Ramadhan Daring

Gelaran tahunan Syiar Ramadhan in Campus 1441 H tahun ini diadakan online.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kajian Ramadhan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) disyiarkan secara dalam jaringan (daring).
Foto: Dok. Humas UMM
Kajian Ramadhan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) disyiarkan secara dalam jaringan (daring).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengubah beragam kegiatan tatap muka menjadi bersifat dalam jaringan (daring). Tak terkecuali gelaran tahunan Syiar Ramadhan in Campus 1441 H tahun ini.

Kegiatan yang dilakukan berupa kajian-kajian Ramadhan kini disiarkan langsung melalui Youtube di akun umm1964. Siaran kajian ini dapat diakses oleh semua orang. Salah satu kajiannya berisi tentang "Ramadhan di Tengah Bencana Global sebagai Momentum Instropeksi Kehidupan Beragama dan Bermasyarakat" dari Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Profesor Haedar Nashir.

Baca Juga

Haedar dalam kajiannya berpesan sebagai orang beriman harus menghadapi segala musibah dengan spirit iman yang kokoh. Sebagai agama wahyu, Islam memberikan jawaban atas segala persoalan yang datang. Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan nilai keimanan.

Menurut Haedar, terdapat beberapa esensi keimanan untuk seorang muslim dalam menghadapi musibah. Salah satu di antaranya, orang beriman semakin yakin terhadap kekuasaan Allah. "Segala sesuatu tidak pernah lepas dari sunatullah," ujar Haedar.

 

Selain kajian, terdapat pula sambutan dari Rektor UMM, Fauzan. Dia mengajak umat Islam untuk memaknai puasa Ramadhan secara substantif. Ramadhan yang datang setahun sekali tidak boleh hanya lewat begitu saja dan dilaksanakan secara seremonial.

"Bulan suci Ramadhan harus dijadikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan ketaqwaan. Derajat ketakwaan juga seharusnya mampu diimplementasikan dalam kehidupan,” ucap Fauzan dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (29/4).

Selain itu, Fauzan berpesan kepada civitas akademika UMM agar tidak hanya mengurusi pendidikan semata. Keberadaan diri sebagai panutan di pendidikan atau uswah khasanah juga perlu ditekankan. Mereka didorong dalam setiap mengerjakan sesuatu tidak boleh lepas dari kontrol keimanan.

“Jangan sampai kita ini berpuasa tapi sama sekali tidak mengubah esensi kehidupan kita,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement