Kamis 30 Apr 2020 06:57 WIB

Kala Rasulullah SAW Ingatkan Sahabat tak Tergesa-gesa Menang

Ketergesa-gesaan dalam Islam sangat tidak dianjurkan.

Red: Nashih Nashrullah
Ketergesa-gesaan dalam Islam sangat tidak dianjurkan.  Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Ketergesa-gesaan dalam Islam sangat tidak dianjurkan. Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO. Ketergesa-gesaan adalah salah satu sifat manusia. Ini seperti disebut dalam firman Allah SWT, “Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.” (QS al-Anbiya [21]: 37). Pada ayat lain Allah berfirman, “Dan manusia (sering kali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan, memang manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS al-Isra’ [17]: 13).

Penyebutan kata “ajal” yang berarti ketergesa-gesaan dengan berbagai turunannya dalam Alquran hampir semuanya dalam konteks celaan. Ini mengisyaratkan, meskipun merupakan sifat yang melekat pada diri manusia, ketergesa-gesaan adalah sifat kurang baik yang harus dihindari.

Baca Juga

Termasuk, tentu saja, tergesa-gesa untuk memperoleh kemenangan. Salah seorang sahabat Nabi SAW, Khabbab bin al-Art, pernah mengalami penderitaan sangat parah. Ia pernah disiksa dengan api oleh tuannya saat diketahuinya memeluk Islam.

Siksaan itu tidak lain agar Khabbab tidak memercayai kerasulan Nabi Muhammad. Pada kesempatan lain, Khabbab yang sebelum Islam pernah bekerja sebagai pandai besi menagih utang pada al-‘Ash bin Wa’il as-Sahmi. Malang, as-Suhami menolak membayar utangnya.