REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut ada seorang warga Kabupaten Klaten Frans Larry Oktavianus (43) yang berencana menjual ginjalnya karena terdampak pandemi Covid-19. Warga itu menurutnya, sudah ditangani oleh pihak terkait.
"Kemarin setelah masuk media, saya dikabari dan saya komunikasi dengan wartawan yang menulis. Dari sana, saya dapat informasi sudah dibantu. Dinsos saya juga langsung komunikasi dengan Dinsos Klaten, TNI/Polri sudah turun tangan dan sudah memberikan bantuan. Bupati juga sudah turun tangan," kata Ganjar di Semarang, Senin (4/5).
Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu bahkan sudah menelepon istri Frans dan menanyakan kronologinya. Namun, yang bersangkutan justru mengaku sampai saat ini tidak tahu nasib dan keberadaan suaminya.
"Katanya mau ketemu saya, tapi sampai sekarang belum tahu di mana, malah saya khawatir, jangan sampai hilang," ujarnya usai memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Gedung Gradhika Bhakti Praja.
Frans Larry Octavianus diketahui nekat berjalan kaki dari Klaten menuju Kota Semarang untuk bertemu dengan Gubernur Ganjar dan berencana menjual salah satu ginjalnya. Lelaki itu mengaku kebingungan dalam mencukupi kebutuhan keluarganya karena dirumahkan dari perusahaannya akibat pandemi Covid-19.
Terkait dengan hal itu, Ganjar menjelaskan bahwa masa pandemi Covid-19 ini, semua orang pasti mengalami kesulitan. Namun, tidak perlu melakukan seperti yang dilakukan Frans Larry.
"Tidak perlu seperti itu, dia bisa lapor ke RT/RW atau lurah di daerahnya itu sudah cukup. Saya kira Bupati Klaten juga cukup responsif soal ini," katanya.
Kalau ada masyarakat yang kesulitan dan membutuhkan bantuan, Ganjar meminta agar langsung meminta kepada aparat pemerintah setempat, apakah ke kelurahan, kabupaten/kota atau bahkan ke provinsi.
"Minta saja bantuan ke pemerintah, atau langsung ke saya. Biasanya ada orang yang minta bantuan ke saya, langsung diverifikasi dan langsung dapat. Jadi silakan itu ditempuh, jangan membuat suasana jadi ngeri, orang melihat situasi jadi semengerikan itu. Saya khawatir saja sebenarnya, orang itu belum lapor pada aparat," ujarnya.