Senin 04 May 2020 19:19 WIB

Jabar Siapkan 54 Titik Pemakaman Khusus Jenazah Covid-19

Titik pemakaman tersebar di 27 kabupaten/kota Jawa Barat.

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Prosesi pemakaman Jenazah pasien Covid-19, di TPU Cikadut, Kota Bandung, Rabu (8/4). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak menolak jenazah pasien COVID-19 yang akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Prosesi pemakaman Jenazah pasien Covid-19, di TPU Cikadut, Kota Bandung, Rabu (8/4). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak menolak jenazah pasien COVID-19 yang akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar menyiapkan puluhan tempat pemakaman khusus jenazah Covid-19 yang tersebar di beberapa wilayah. Menurut Ketua Divisi Pengamanan dan Penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jabar Dedi Supandi, saat ini terdapat 54 titik pemakaman yang di Jabar khusus untuk korban Covid-19. Jumlah tersebut tersebar di 27 kabupaten kota.

Dedi mengatakan, jumlah 54 titik tersebut disiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga pemerintah kota/kabupaten.

"Di tingkat provinsi sudah kita siapkan lahan sekitar 1 hektare,  ada di Nagreg, Karawang kemudian di Bogor," ujar Dedi, Senin (4/5).

Untuk lahan yang disiapkan oleh pihak kota/kabupaten, kata dia, di antaranya di Sukabumi sebanyak satu titik, Bekasi dua titik, Bogor 2 titik, dan Depok 9 titik. Kendati terdapat 52 titik pemakaman yang disiapkan di Jawa Barat, namun pihaknya berharap korban jiwa virus corona tidak terus bertambah.

"Sehingga di Jabar tidak harus ada lagi cerita lagi penolakan pemakana bahkan sampai setelah dimakamkan pun harus digali kembali. Ini persiapan sudah kita lakukan," katanya. 

Menurut Dedi, pihaknya akan memastikan agar penyebaran Covid-19 dapat benar-benar terputus, khususnya di Jawa Barat. Berkaca pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bodebek maupun Bandung Raya, pelanggaran di jalan raya terbanyak didominasi oleh masyarakat yang lalai tidak menggunakan sarung tangan.

"Kedua adalah tidak mengunakan masker dan kalau kendaraan bermobil itu (penumpang) duduk di samping sopir. ini tiga rating tertinggi," katanya.

Namun, kata dia, untuk gangguan Kemananan dan Ketertiban Masyarkat (Kamtibmas) di wilayah PSBB, pihaknya mencatat terjadi penurunan sekitar 37,25 persen. Menurutnya, sejumlah kegiatan dilakukan oleh pihaknya dari mulai sterilisasi dan patroli gabungan termausk pemantauan di beberapa terminal yang bergabung dengan pemeriksaan rapid test.

"Hanya yang perlu kita tingkatin di minggu ini adalah kegiatan physical distancing di pasar, terutama pasar tradisional yang saat ini setiap hari, masih banyak selain mengabaiian physical distancing juga penggunaan masker dan sarung tangan yang masih belum terfasilitasi dengan baik," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement