Selasa 05 May 2020 11:12 WIB

Apple-Google Kompak Larang Aplikasi Lacak Lokasi Covid-19

Aplikasi lacak lokasi Covid-19 andalkan sistem tidak stabil dan habiskan daya baterai

Rep: Lintar Satria/ Red: Nora Azizah
Apple Inc dan perusahaan induk Google, Alphabet Inc mengatakan mereka akan melarang penggunaan teknologi pelacakan lokasi dalam sistem aplikasi yang dapat melacak kontak virus Covid-19 (Foto: ilustrasi aplikasi pelacakan Covid-19)
Foto: EPA-EFE / DARREN INGGRIS AUSTRALIA DAN SELAND
Apple Inc dan perusahaan induk Google, Alphabet Inc mengatakan mereka akan melarang penggunaan teknologi pelacakan lokasi dalam sistem aplikasi yang dapat melacak kontak virus Covid-19 (Foto: ilustrasi aplikasi pelacakan Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Apple Inc dan perusahaan induk Google, Alphabet Inc mengatakan mereka akan melarang penggunaan teknologi pelacakan lokasi dalam sistem aplikasi yang dapat melacak kontak virus Covid-19. Kedua perusahaan raksasa tersebut turut membangun sistem untuk menahan laju penyebaran virus korona.

Pada bulan lalu Apple dan Google mengatakan mereka harus bekerja sama dalam membangun sistem aplikasi yang dapat memberitahu penggunanya telah berdekatan dengan orang yang dinyatakan positif virus korona. Dua perusahaan tersebut berencana mengizinkan pejabat kesehatan menggunakan teknologi mereka.

Baca Juga

Pada Selasa (5/5) Apple dan Google mengatakan, mereka ingin mencegah pemerintah menggunakan sistem pelacakan virus korona untuk mengumpulkan data warga. Sistem itu menggunakan sinyal Bluetooth telepon pintar untuk mendeteksi kontak dan tidak menggunakan atau menyimpan data GPS. 

Keputusan Apple-Google untuk tidak mengizinkan sistem pelacakan kontak virus corona mereka mengumpulkan data GPS akan membuat pejabat kesehatan yang ingin mengakses lokasi GPS harus mengandalkan sistem yang tidak stabil dan menghabiskan daya baterai. Kelemahannya pengguna dapat kehilangan notifikasi sistem pelacakan kontak virus korona.

Sebab iPhone dan telepon pintar Android akan mematikan Bluetooth secara otomatis untuk menghemat baterai. Kecuali bila pengguna mengaktifkannya kembali.

Beberapa pengembang aplikasi serupa mengatakan akan mempertahankan pendekatan mereka sendiri. Seperti perusahaan perangkat lunak Twenty yang mengembangkan aplikasi pelacakan virus korona Negara Bagian Utah, AS, Healthy Together.

Twenty mengatakan aplikasi mereka menggunakan GPS dan Bluetooth. Twenty menegaskan aplikasi mereka 'berjalan dengan efektif' tanpa perangkat Apple-Google yang baru. 

"Bila pendekatan mereka dapat lebih efektif dibandingkan solusi kami saat ini, kami akan dengan bersemangat memasukan fitur mereka ke dalam aplikasi kami, asalkan memenuhi spesifikasi calon mitra dan mitra kesehatan publik kami saat ini," kata Twenty.

Sementara pengembang aplikasi pelacak kontak virus korona Provinsi Alberta, Kanada mengatakan aplikasi mereka yakni ABTraceTogether tidak mengumpulkan data GPS. Mereka juga tidak berencana untuk mengadopsi sistem Apple-Google.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement