REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan pasokan gula pasir mulai membanjiri pasar dalam negeri pada Mei-Juni 2020 ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pasokan gula pasir yang segera masuk nanti berasal dari Bulog sebanyak 25.000 ton dan 140.000 ton dari realokasi gula rafinasi.
"Plus 9.000 (ton) yang tadinya rencana ekspor direalokasi ke dalam negeri. Diharapkan jumlah stok akan meningkat Mei-Juni," kata Airlangga usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Selasa (5/5).
Sampai saat ini, pemerintah berupaya mengendalikan harga gula pasir yang menembus Rp 17 ribu per kg di pasaran. Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per kg.
Naiknya harga gula diperkirakan karena defisit pasokan yang terjadi di 30 provinsi di Indonesia. Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan pasokan ini demi menutup kebutuhan gula pada Maret-April sebesar 302.000 ton.
Selain gula pasir, pemerintah juga menjamin ketersediaan pasokan beras. Bulog segera menyerap beras petani sebanyak 900.000 ton sampai 1,4 juta ton. Bulog juga masih memiliki kewajiban untuk menyalurkan beras bantuan sosial sebanyak 450.000 ton.
"Dengan demikian Bulog memiliki kemampuan penyerapan gabah kering giling dari petani yang lebih besar. Kemudian tentunya untuk stok sampai akhir 2020 diperkirakan stok masih bisa 4,7 juta ton dan tentunya Bulog memiliki tugas untuk menjaga lebih dari 1 juta ton sebagai cadangan beras pemerintah," katanya.