Kamis 07 May 2020 13:56 WIB

Satu Grand Slam 2021 Pun tak Tentu Digelar

Agenda tenis dunia sepanjang tahun 2020 berantakan.

Australia Open
Foto: atptour
Australia Open

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE - Federasi Tenis Australia menyatakan adanya skenario terburuk membatalkan turnamen Grand Slam Australia Terbuka yang biasa digelar pada Januari. Namun, organisasi itu juga masih mempertimbangkan berbagai opsi dengan harapan krisis COVID-19 mereda.

Kalender tenis tahun ini ditangguhkan hingga setidaknya 13 Juli dan dengan adanya lockdown di berbagai negara akibat wabah ini. Hal tersebut memunculkan ketidakpastian kapan turnamen internasional bisa dilanjutkan.

Grand slam pembukaan musim dijadwalkan berlangsung di Melbourne mulai 18-31 Januari, lebih dari delapan bulan lagi, dan Tennis Australia mengatakan akan mematuhi batasan apa pun yang berlaku saat itu. "Kami jelas-jelas tidak merahasiakan sejumlah skenario yang kami lihat. Kami berharap yang terbaik tetapi juga merencanakan segalanya," kata Pemimpin Eksekutif Federasi Tenis Australia, Craig Tiley, Kamis (7/5).

Kemungkinan opsi berkisar dari pembatalan hingga memaksakan karantina terhadap petenis luar negeri dan hanya mengizinkan warga Australia menonton pertandingan tersebut. "Kami harus melihat semua aspek karena banyak keputusan akan berada di luar kendali kami dan terkait pula dengan pedoman dan batasan pemerintah," katanya.

"Kita perlu memiliki semua protokol untuk memastikan keselamatan semua orang," tambah dia.

Turnamen Wimbledon tahun ini telah dibatalkan untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II dan Prancis Terbuka pun ditunda hingga akhir September. Asosiasi Tenis Amerika Serikat akan memutuskan pada pertengahan Juni ini apakah AS Terbuka bisa dimulai sesuai jadwal di New York pada bulan Agustus atau tidak.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement