REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan juru pencari bakat Tottenham Hotspur, David Webb menjelaskan tentang empat kunci sukses the Lillywhites melangkah mulus ke partai final Liga Champions 2018/2019.
Kerja keras pun keajaiban dewi fortuna masih berpihak kepada kesebelasan asal London Utara, Tottenham. Pasukan Mauricio Pochettino lolos dari cengkraman Ajax Amsterdam pada partai semifinal dan merajut sejarah untuk kali pertama ke final Liga Champions 2018/2019.
Seperti diketahui, Spurs inferior di bursa transfer musim panas musim 2018. Alih-alih belanja pemain untuk memperkuat skuat, kesebelasan milik Daniel Levy justru tak mendatangkan wajah baru.
Rival sekota Arsenal justru melepas salah satu pemain tengah Mousa Dembele ke klub China, Guanzhou dengan mahar 11 juta pounds.
Namun, dalam wawancara bersama The Guardian, Jumat (8/5) David Webb menjelaskan proyek pembangunan Tottenham menjadi salah satu pesaing Big Four Liga Inggris terjadi pada 2015 saat mereka memdaratkan Dele Alli, Heung-min Son, Kieran Tripper, dan Toby Alderweireld dengan total biaya hanya sekitar 45 juta pounds.
"Manchester City, Chelsea, Liverpool dan Manchester United adalah tim adidaya dan berada di depan kita dalam hal apa yang bisa mereka gunakan. Kami mengidentifikasi pemain dengan potensi karena kami merasa kami memiliki salah satu pelatih terbaik," kata Webb.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Pochettino merupakan sosok pelatih yang mampu mengembangkan bakat-bakat muda terbaik. Kriteria pemain Poch, sapaan akrab Pochettino, melibatkan kombinasi fisik, teknis dan mental. Mereka harus menyesuaikan gameplan tersebut.
"Kami akan mengambil pemain yang kami pikir akan menandai semua atribut dari apa yang ia cari tetapi akan lebih tertinggal dalam pengembangan mereka daripada beberapa pemain yang sudah jadi," sambung dia.
Bukan tanpa alasan Spurs menutup kran belanja mereka. Sebab, mereka sedang merencanakan pembangunan stadion besar yang menghabiskan total 1 miliar pounds.
Selain kehadiran Alli sebagai jenderal lapangan tengah Tottenham bersama Christian Eriksen, Heung-min Son juga dinilai menjadi pemain paling penting di lini gedor the Lillywhites bersama Harry Kane.
Penyerang asal Korea Selatan itu merupakan pemain vesatile, yang bisa diletakan di berbagai tempat. "Itu penting. Jika kita perlu memainkannya dengan skema false nine, untuk bermain lebih melebar. Kami memiliki beberapa pemain bola yang bagus dan kami tidak pernah benar-benar memiliki pemain yang bisa melakukan peregangan."
Meski mampu bersaing di posisi empat besar klasemen Liga Inggris dalam empat musim terakhir. Namun, sayang sejak membesut Tottenham pada 2014 hingga 2019 Pochettino dan pasukannya tidak pernah mendapatkan satu pun trofi. Prestasi mengkilapnya adalah menjadi runner up Piala Liga 2014/2015, dan finalis Liga Champions 2018/2019.