REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada jutaan benda langit. Asteroid termasuk salah satu benda langit yang jumlahnya sangat banyak.
Total keseluruhan asteroid yang berada di sabuk asteoid sajadiperkirakan mencapai 150 juta. Sabuk asteroid berlokasi di antara orbit Mars dan Jupiter.
Setidaknya ada 1,1 juta hingga 1,9 juta asteroid berukuran lebih besar dari 1 kilometer (km) yang ada di sabut asteroid. Peneliti Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman mengataan dengan melihat orbitnya atau lintasannya maka dapat diketahui asteroid memang dapat mendekat ke Bumi.
Benda-benda astronomi, menurut dia, kecerlangannya bisa diamati. Namun untuk asteroid lebih sulit karena banyak yang sangat redup sehingga baru dapat teramati ketika sudah dekat dengan Bumi.
Ia mencontohkan asteroid ZLAF9B2 berdiameter hingga lima meter dengan energi diperkirakan setara 11 kiloton TNT atau setengah kekuatan bom atom Nagasaki. Asteroid ini baru tetangkap sistem Catalina Sky Survey di pangkalan Amerika Serikat (AS) hanya beberapa jam sebelum jatuh di Afrika.
Ada pula asteroid 2005YU55 yang terdeteksi bergerak memotong orbit Bumi pada 8 November 2011, berada di dalam orbit Bulan ke Bumi. Itu karena ada asteroid yang memiliki orbit yang berpotongan dengan Bumi.
“Tidak semua memotong orbit Bumi memang, tapi yang lain bisa memotong. Intinya bisa dekat dengan orbit Bumi, jadi kalau sedikit saja orbit Bumi berubah itu berbahaya,” ujar Abdul Rachman.
Populasi asteroid di dekat Bumi cukup banyak. Saat ini, menurut dia, ada sekitar 2.000 asteroid atau sekitar sembilan persen dari total sekitar 20 ribu benda antariksa alami dekat dengan Bumi dan masuk dalam daftar asteroid berbahaya (PHAs).
Menurut dia, ternyata sebagian besar benda langit ataupun asteroid di dekat Bumi yang sudah teramati mencapai sekitar 20 ribu tersebut memang berasal dari sabuk asteroid.
Hal itu terjadi karena ada gangguan gravitasi dari planet-planet besar seperti Jupiter. Gangguan gravitasi menyebabkan perubahan orbit dan akhirnya masuk dekat orbit Bumi. “Itu bukan asteroid saja, komet juga seperti itu. Karena itu semakin penting melakukan pengamatan secara kontinu. Sekali lagi itu tugas dunia internasional,” ujar dia.
Dengan kondisi tersebut PBB, menurut dia, juga sudah membentuk jaringan atau organisasi dunia yang khusus dibentuk untuk mengantisipasi meteor besar atau benda antariksa lainnya jatuh ke Bumi.“Tapi memang ada juga yang tidak bisa kita ketahui karena masih ada keterbatasan," ujar dia.