Senin 11 May 2020 04:09 WIB

Imam Abu Dawud, Ahli Hadis dengan Segudang Julukan

Banyak ulama menempatkan Imam Abu Dawud sebagai ahli hadis setelah Bukhari dan Muslim

Rep: Syahrudin el-Fikri/ Red: Elba Damhuri
Penulisan hadis (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com/a
Penulisan hadis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Syahrudin El-Fikri

Selain Imam Bukhari dan Muslim, salah seorang tokoh hadis yang terkenal adalah Imam Abu Dawud. Kepakarannya dalam bidang hadis diakui banyak ulama, baik para ahli tafsir, fikih, maupun ahli hadis.

Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin al-Asy'ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amru bin Amir al-Azdi al-Sijistani. Biasanya, ia dipanggil dengan nama Abu Dawud.

Ia adalah seorang imam ahli hadis yang sangat teliti dan merupakan tokoh terkemuka para periwayat hadis. Ia dilahirkan pada tahun 202 H/817 M di Sijistan.

Menurut Syekh Muhammad Said Mursi, dalam buku Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Imam Abu Dawud, dikenal sebagai penghafal hadis yang sangat kuat. Ia menguasai sekitar 500 ribu hadis.

Sejak kecil, Abu Dawud sudah mencintai ilmu pengetahuan. Ia banyak bergaul dengan para ulama dan menimba ilmu dari mereka. Ia belajar hadis hingga ke berbagai negeri. 

Menurut salah satu riwayat, konon ia harus menjumpai para ulama penghafal hadis yang dikenalnya sangat ahli. Ia mengembara dari Sijistan, Hijaz, Syam, Mesir, Irak, dan negeri-negeri lainnya, hingga akhirnya menetap di Basrah.

Guru-gurunya adalah Ath-Thayalisi, Ibn Syuraih, Hisyam, Umar, Ibnu Rahawaih, Al-Farra, Al-Madini, Imam Ahmad bin Hambal, dan lainnya. Adapun murid-muridnya adalah At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Al-Kirmani, Ibn Abi Dunya, dan Abu Zur'ah.

Dari guru-gurunya itu, Abu Dawud menimba berbagai ilmu pengetahuan, termasuk ilmu-ilmu hadis. Karena itu, pengetahuannya dalam bidang hadis ditempatkan pada urutan ketiga ahli hadis setelah Bukhari dan Muslim. 

Ia mengumpulkan, meneliti, menyaring, dan membukukan hadis-hadis yang diperolehnya. Dari ratusan ribu hadis yang didapatkannya itu, sekitar 4.800 hadis ia pilih menjadi hadis sahih yang dibukukan menjadi Sunan Abu Dawud.

Begitu dalamnya perhatian Abu Dawud pada hadis, banyak ulama yang memuji dan memberikan sejumlah julukan kepadanya. Ibnu Ishaq Shahani berkata, ''Abu Dawud menempa hadis sebagaimana layaknya Nabi Daud menempa besi.''

An-Naisaburi berkata, ''Dia adalah imam hadis yang tidak ada tandingannya di masanya.'' Ibnu Mamduh menyatakan, ''Orang yang istimewa dalam hafalannya dan terhindar dari kesalahan ada empat, yaitu Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan An-Nasa'i.''

Al-Hafiz Musa bin Harun berkata, ''Abu Dawud diciptakan di dunia hanya untuk hadis dan di akhirat untuk surga. Aku tidak melihat orang yang lebih utama melebihi dia.''

Saking pandainya Abu Dawud meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW, Sahal bin Abdullah At-Tistari pernah meminta Abu Dawud untuk menjulurkan lidahnya dan menciumnya. Hal itu dilakukannya untuk mengambil hikmah dari apa yang didapatkan Abu Dawud mengenai hadis.

Ulama lainnya pun banyak yang memberikan ungkapan dan pujian serupa yang menggambarkan betapa tinggi dan luasnya pengetahuan Imam Abu Dawud dalam bidang hadis. Ketika kitab hadis yang ditulisnya ditunjukkan pada Imam Ahmad bin Hambali, gurunya itu berkata, ''Kitab ini sangat bagus dan indah.''

Bahkan, kendati diakui sebagai gurunya, ternyata Imam Ahmad bin Hambal pernah meriwayatkan sebuah hadis yang diterimanya dari Abu Dawud. Ini menunjukkan kualitas dan keahlian Abu Dawud dalam ilmu hadis.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement