Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Perusahaan e-commerce asal Indonesia kembali diretas sekelompok hacker alias hacker ShinyHunters. Hacker tersebut juga menjadi biang kebocoran data pengguna Tokopedia yang mengklaim meretas dan menjual puluhan juta data pengguna 10 perusahaan termasuk Bhinneka.com.
Kelompok ini mengklaim telah meretas 1,2 juta data pengguna Bhinneka.com. "Bhinneka, toko daring Indonesia (1,2 juta data pengguna)," tulisnya.
Baca Juga: Bhinneka.com Buka Ruang Demo dan Workshop untuk Pebisnis Digital Printing
Secara keseluruhan, basis data yang dijual mencapai 73,2 juta pengguna dan dijual seharga sekitar USD 18 ribu di dark web. Setiap basis data dijual terpisah.
Bhinneka.com lahir dari situasi genting di saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997-1998 yang kemudian berkembang menjadi krisis sosial politik.
Pendirinya yakni Hendrik Tio, Nicholas, Johannes, Darsono, serta Tommy pada tahun 1999, mendirikan Bhinneka.com yang pada saat itu adalah hal yang baru di Indonesia dan berisiko tinggi.
Meski demikian, PT Bhinneka Mentari Dimensi lahir tahun 1993 dan memilih bidang teknologi informasi sebagai inti bisnisnya. Fokus pertama dimulai dari distribusi produk IT seperti PC Build Up dan PC Compatible, Peripherals, rancang bangun perangkat lunak jasa jaringan (Lan/Wan), solusi video editing hingga pusat servis.
Saat krisis tahun 1998-1999, bisnis PT Bhinneka Mentari Dimensi nyaris lumpuh. Jumlah karyawan yang semula mencapai 129 orang menjadi sisa 24 orang. Pada saat itulah Nicholas Tio & Hendrik Tio melihat peluang yang tren belanja online yang sedang ngetrend di Amerika. Maka lahirlah situs Bhinneka.com yang masih berupa profil perusahaan, disetujui untuk dijadikan model online store.
Pada 1 Juni 1999, dengan 24 personel sisa karyawan yang tinggal, dikumpulkan untuk menggalang semangat dan kesatuan untuk bangkit, dengan model bisnis dari agensi distribusi menjadi ritel produk komputer dan berjualan melalui internet.
Itulah saat pertama Bhinneka.com diluncurkan dengan program yang masih sangat sederhana, yakni HTML serta dengan karyawan yang masih buta dengan internet.
Karena kesulitan dalam penjualan dan krisis ekonomi di Indonesia itulah PT Bhinneka Mentari Dimensi mulai mencoba model bisnis yang baru. Model bisnis baru ini menggunakan internet sebagai channel untuk berjualan.
Hendriok Tio dan kawan-kawan didapuk mengeluarkan modal Rp100 juta yang tak membuat Bhinneka.com langsung sukses dan dikenal. Berkat lahir dari masa-masa sulit, maka budaya perusahaan yang diangkat Bhinneka.com adalah budaya juang dengan kalimat “bermental baja” atau “jangan cengeng”.
Kerja keras dan ketekunan itulah yang membawa Bhinneka.com menjadi sebuah e-commerce yang kredibel dan dapat dipercaya. Bahkan Bhinneka.com sempat didapuk mampu menghasilkan omzet lebih dari Rp50 miliar.