REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG -- Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin malam (11/5) menggelar peringatan 100 hari wafatnya pengasuh ponpes tersebut KH Sholahudin Wahid yang digelar dengan cara sederhana dan lewat daring di tengah pandemi Covid-19.
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz mengucapkan terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah meluangkan waktu untuk hadir maupun mengikuti live streaming. "Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah mengirimkan doa kepada almarhum KH Sholahuddin Wahid. Dengan peringatan dan mengirim doa ini menjadikan kita sebagai hamba Allah yang selalu merindukan sosok ulama seperti beliau," kata Gus Kikin, sapaan akrabnya, dalam kegiatan yang digelar di masjid area PP Tebuireng Jombang, tersebut.
Gus Kikin di kesempatan acara itu juga berharap dirinya dapat meneruskan perjuangan Gus Sholah dalam memimpin pesantren. Gus Kikin juga menceritakan pengalamannya saat-saat terakhir bersama Gus Sholah.
Dari situ, dia mengaku sempat menangkap isyarat bahwa umur Gus Sholah memang sudah mendekati guna menghadap Sang Pencipta. "Beliau sering berpesan kepada saya, bahwa jarak antara beliau dengan rumah terakhir (maqbaroh) hanya tinggal 40 meter," ujar kiai yang juga pengusaha ini.
Dalam acara peringatan 100 hari wafatnya Gus Sholah itu digelar dengan sederhana, termasuk dengan caradaring. Ikut serta dalam acara itu keluarga, kerabat, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Beberapa anggota keluarga dan pejabat lain ikut serta lewat daring, antara lain istri almarhum Nyai Hj Farida Wahid, Ipang Wahid yang merupakan putra almarhum, mantan menteri agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin dan sejumlah keluarga lainnya.
Wakil Mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari, KH Syakir Ridwan memimpin pembacaan Surat Yasin yang ditujukan untuk almarhum KH Sholahuddin Wahid dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh Kiai Su'udi. Acara ini diakhiri dengan ramah tamah dan diadakan buka bersama antara pengasuh dengan pengurus Pesantren Tebuireng Jombang.
Kegiatan peringatan wafatnya Gus Sholah tersebut juga disiarkan di jejaring YouTube Pesantren Tebuireng Jombang. Gus Sholah wafat pada Ahad (2/2) sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta, setelah menjalani operasi penyakit jantung. Almarhum merupakan pengasuh Pesantren Tebuireng yang ketujuh mulai 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asy'ari (1899-1947).
Selama hidupnya, banyak karya yang telah dihasilkan oleh Gus Sholah, terutama terkait pendidikan, baik pendidikan agama maupun umum. Gus Sholah mendirikan SMA Trensains (Pesantren Sains) Tebuireng dan SDI Tebuireng Ir Soedigno, Kesamben, Kabupaten Jombang. SMA Trensains didirikan pada 2014 dan diresmikan 23 Agustus 2014 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Kurikulum SMA Trensains Tebuireng disebut kurikulum semesta, yakni, unifikasi dari kurikulum nasional, kurikulum muatan kearifan pesantren sains (MKPS) dan kurikulum internasional (Cambridge Curriculum). Selain itu, jumlah cabang Pesantren Tebuireng juga semakin bertambah. Kini ada 14 cabang Tebuireng di berbagai daerah. Semuanya didirikan di masa kepemimpinan Gus Sholah.