REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Pemerintah China membantah pernah meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menahan informasi tentang penularan Covid-19 antarmanusia. Hal itu sebelumnya dilaporkan media Jerman, Der Spiegel, mengutip agen mata-mata Jerman, BND.
Dalam laporannya Der Spiegel menyebut dalam panggilan telepon pada 21 Januari, pemimpin China meminta Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menahan informasi mengenai penularan Covid-19 antarmanusia. Menurut Der Spiegel, kebijakan informasi China menyebabkan dunia kehilangan waktu enam pekan untuk menangani epidemi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Zhao Lijian membantah laporan tersebut. “Pemimpin China bahkan tidak melakukan panggilan telepon dengan kepala WHO pada 21 Januari,” ujarnya dalam kegiatan pengarahan pers reguler pada Senin (11/5), dikutip laman resmi Kemlu Cina.
Menurut Zhao, WHO pun telah membuat klarifikasi terperinci mengenai hal itu. “Kami berharap media tertentu dapat mengamati etika profesional dan berhenti menyebarkan disinformasi,” ucapnya.
WHO memang telah menyanggah laporan Der Spiegel. Menurutnya informasi mengenai adanya permintaan China menahan informasi penularan Covid-19 antarmanusia tak berdasar dan tak benar.
“Tedros dan (Presiden Cina) Xi (Jinping) tidak pernah berbicara melalui telepon dan laporan tidak akurat semacam ini mengalihkan serta mengurangi upaya WHO dan dunia mengakhiri pandemi Covid-19,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.
WHO menyebut Cina telah menginformasikan bahwa Covid-19 menular antar-manusia pada 20 Januari.