Selasa 12 May 2020 10:22 WIB

China Bantah Minta WHO Tahan Informasi Penularan Covid-19

China mengatakan tidak melakukan panggilan telepon dengan kepala WHO

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
(Foto: Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus)
Foto: Flickr
(Foto: Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Pemerintah China membantah pernah meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menahan informasi tentang penularan Covid-19 antarmanusia. Hal itu sebelumnya dilaporkan media Jerman, Der Spiegel, mengutip agen mata-mata Jerman, BND.

Dalam laporannya Der Spiegel menyebut dalam panggilan telepon pada 21 Januari, pemimpin China meminta Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menahan informasi mengenai penularan Covid-19 antarmanusia. Menurut Der Spiegel, kebijakan informasi China menyebabkan dunia kehilangan waktu enam pekan untuk menangani epidemi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Zhao Lijian membantah laporan tersebut. “Pemimpin China bahkan tidak melakukan panggilan telepon dengan kepala WHO pada 21 Januari,” ujarnya dalam kegiatan pengarahan pers reguler pada Senin (11/5), dikutip laman resmi Kemlu Cina.

Menurut Zhao, WHO pun telah membuat klarifikasi terperinci mengenai hal itu. “Kami berharap media tertentu dapat mengamati etika profesional dan berhenti menyebarkan disinformasi,” ucapnya.

WHO memang telah menyanggah laporan Der Spiegel. Menurutnya informasi mengenai adanya permintaan China menahan informasi penularan Covid-19 antarmanusia tak berdasar dan tak benar.

“Tedros dan (Presiden Cina) Xi (Jinping) tidak pernah berbicara melalui telepon dan laporan tidak akurat semacam ini mengalihkan serta mengurangi upaya WHO dan dunia mengakhiri pandemi Covid-19,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

WHO menyebut Cina telah menginformasikan bahwa Covid-19 menular antar-manusia pada 20 Januari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement